REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kasus peretasan akun media sosial masih menjadi salah satu masalah yang dialami oleh masyarakat. Melihat fenomena itu, Direktorat Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengkaji tema “Security and Digital Forensik for Social Media” dalam agenda Student Day pada awal Maret lalu.
Pemateri Syaifuddin mengungkapkan, saat ini ada lebih dari 197 juta pengguna media sosial yang aktif di Indonesia. Sementara itu, pengguna ponsel di Indonesia sebanyak 307 juta. "Angka ini bisa didapat karena memang satu orang biasanya memiliki lebih dari satu gawai," ucapnya.
Aplikasi terbanyak yang digunakan adalah Whatsapp lalu diikuti oleh YouTube. Kemudian Instagram, Tik Tok, dan Twitter. Jumlah besar ini tentu menjadi peluang bagi oknum untuk menjebol akun yang ada.
Beragam cara dilakukan oleh para oknum jahat dalam upaya pelemahan akun media sosial. Salah satunya melalui phising dengan terus memancing pengguna melalui pesan atau tawaran menggiurkan. Padahal itu merupakan cara peretas untuk mengambil alih akun.
Selain itu, kata sandi (password) yang mudah ditebak juga menjadi alasan mudahnya akun dibobol. Sebagian pengguna banyak menggunakan kata sandi dengan tanggal lahir, nama ibu, nama sendiri, dan sebagainya.
Melihat itu, Syaifuddin memberikan sederet solusi yang bisa dicoba. Salah satunya meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati dengan pesan yang masuk. Di samping itu, harus senantiasa memperkuat keamanaan dari segi kata sandi yang rumit, pemindaian sidik jari, hingga dua kali verifikasi.
Memperkuat keamanan akun menjadi langkah penting dalam melindungi data pribadi. Begitupun juga sebagai upaya menekan jumlah penyalahgunaan akun untuk penipuan.
Direktur Vokasi UMM Tulus Winarsunu mengatakan para mahasiswa harus yakin dan berani untuk mengawali sesuatu. Hal ini dibarengi dengan keahlian mumpuni serta semangat belajar akan passion yang diminati. Dengan demikian, nantinya mampu berkontribusi bagi masyarakat.
Menurut Tulus, Student Day ini memang bertujuan untuk membentuk mahasiswa vokasi agar percaya diri dan berani mengambil keputusan tepat. "Tidak boleh merasa ciut dan kalah sebelum bertanding," ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (17/3/2022).