REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Kebahagiaan menjadi tujuan hidup hampir semua orang. Setiap orang mendefinisikan bahagia secara berbeda. Ratih Ibrahim, MM, Psikolog Klinis & CEO Personal Growth mengatakan banyak yang menganggap prestasi akademis sebagai sumber utama kebahagiaan, lalu melimpahnya materi dengan memiliki rumah, mobil mewah dan lainnya.
Tetapi pada kenyataannya, banyak yang justru merasa cemas dan depresi sejak usia anak-anak karena merasa tertekan. Begitu juga melimpahnya materi tidak selalu menjamin kebahagiaan seseorang.
“Ternyata bahagia bukan hanya terberi tapi juga bisa diusahakan,” kata Ratih dalam acara bersama Wall’s beberapa waktu lalu.
Temuan justru menunjukan bahwa hal yang paling banyak membuat bahagia adalah ketika bisa mendapatkan relasi sosial, silaturahmi, berbincang, relasi harmonis antara suami dan istri. Kemudian hubunhan baik dalam keluarg, bapak, ibu dan anak. Berikut beberapa yang bisa diperhatikan untuk membantu supaya jadi pribadi lebih bahagia.
Dekat dengan keluarga
Ratih melihat bahwa anak yang dekat dengan orang tua, atau pasangan suami istri yang lekat satu sama lain, maka level kebahagiaannya sangat baik.
Perlu meningkatkan taraf hidup
Hal ini perlu tapi bukan satu-satunya sumber. Peningkatan taraf hidup ini bisa diupayakan agar hidup lebih nyaman dan senang.
Perlu tujuan hidup yang jelas
Saat memiliki tujuan hidup jelas, akan ada semangat untuk meraihnya. Seseorang yang melakukan yang disenangi secara positif juga terbukti merasa senang.
Maknai apa yang terjadi secara lebih positif
Berdasar teori yang ada, kebahagiaan datang justru dari bagaimana seseorang memaknai hidup serta nilai apa yang dimiliki, dijunjung, perjuangkan dalam hidup sehari-hari.
Ada pula teori yang menyabutkan bahwa ternyata kebahagiaan bukan karena hanya memaknai kehidupan. Ternyata ada usaha, aktivitas, rutinitas sehari-hari agar hidup jadi lebih baik. Hal ini jugalah yang banyak dilakukan saat proses konseling.