Rabu 23 Mar 2022 00:30 WIB

7 Faktor yang Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Sebagian faktor risiko diabetes tidak dapat diubah.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Tes gula darah (Ilustrasi). Tidak semua faktor risiko diabetes dapat diubah.
Foto: Prayogi/Republika.
Tes gula darah (Ilustrasi). Tidak semua faktor risiko diabetes dapat diubah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes adalah penyakit yang memengaruhi hampir empat juta orang di Inggris, dengan 90 persen memiliki tipe 2. Diabetes tipe 2 dapat terjadi ketika tubuh berjuang untuk mengatur kadar gula darah.

Kondisi ini karena insulin yang dibuat pankreas tidak bekerja dengan baik, atau karena pankreas tidak dapat membuat cukup insulin. Akhirnya, kadar gula darah terus meningkat yang membuatnya sulit dikendalikan, berarti lebih banyak insulin yang dilepaskan.

Baca Juga

Ini adalah kondisi serius dan dapat menyebabkan komplikasi, menyebabkan kerusakan pada kaki, mata, dan yang terpenting, jantung. Kini, terungkap bahwa mungkin ada hubungan antara covid dan diabetes tipe 2.

Para ilmuwan di Inggris dan AS memberi peringatan di awal pandemi, setelah melihat lonjakan kasus kondisi yang berpotensi mengancam jiwa. Sejak itu, penelitian telah menghubungkan virus dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Dilansir The Sun pada Selasa (22/3), ada sejumlah hal yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Beberapa di antaranya tidak dapat dikendalikan, yakni:

1. Jenis Kelamin

Ahli kesehatann Wendy Denning mengatakan, seorang laki-laki yang kelebihan berat badan lebih mungkin terkena diabetes tipe 2. Dia menjelaskan, hal ini disebabkan oleh tempat penyimpanan lemak.

"Distribusi lemak dapat menjelaskan kecenderungan pria untuk mengembangkan diabetes pada tingkat BMI yang lebih rendah," kata Denning.

Denning, yang bekerja dengan suplemen diabetes CuraLin mengatakan biasanya wanita menyimpan lebih banyak lemak secara subkutan (di bawah kulit) di area seperti pinggul dan paha, sementara pria cenderung menyimpan lebih banyak lemak di perut.

photo
Jenis-jenis tes gula darah. - (Republika)

"Oleh karena itu, perempuan mungkin perlu mengumpulkan jumlah lemak yang lebih besar sebelum mulai mengembangkan timbunan berbahaya di daerah perut," ujar Denning.

2. Etnis

Ahli mengatakan, etnisitas juga dapat berperan dalam diabetes. Badan amal penelitian yang berbasis di Inggris, Diabetes UK mengatakan, seseorang lebih berisiko terkena kondisi ini jika berasal dari Karibia Afrika, Afrika Hitam, atau Asia Selatan (India, Pakistan, atau Bangladesh) atau keturunan China.

3. Pola makan

Diet (pola makan) adalah kunci untuk mengelola diabetes. Pada bulan lalu, Layanan Kesehatan Nasional (NHS) di Inggris meluncurkan rencana pola makan agar ribuan orang dengan kondisi diabetes di negara itu dapat menjaga kondisinya.

Ahli gizi dan instruktur kebugaran Cassandra Barns mengatakan, kenaikan berat badan di sekitar perut merupakan indikasi kadar gula darah seseorang bisa tinggi. Kondisi ini merupakan faktor risiko diabetes tipe 2.

"Jika sudah memiliki kondisi tersebut maka memiliki berat badan yang sehat akan memudahkan pengelolaan diabetes tipe2, termasuk mengontrol kadar gula darah dan mengurangi risiko komplikasi," kata Barns.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement