REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obstructive sleep apnea (OSA) merupakan gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur dengan gejala utama mendengkur. OSA telah memengaruhi jutaan orang di dunia dan dikaitkan dengan risiko hipertensi, serangan jantung, strok, diabetes, bahkan kematian seperti yang terjadi pada musisi asal India, Bappi Lahiri.
Kini, para peneliti dari University of Missouri School of Medicine telah menemukan bahwa kondisi OSA yang tidak diobati bisa mempercepat proses penuaan biologis. Studi terbaru ini diterbitkan dalam European Respiratory Journal.
Fenomena percepatan usia biologis yang melampaui usia kronologis disebut juga sebagai percepatan usia epigenetik, yang terkait dengan penyakit kronis dan kematian. Selain OSA, percepatan usia epigenetik juga disebabkan oleh berbagai faktor, seperti merokok, pola makanan yang buruk atau polusi.
Dalam studi kali ini, para peneliti mempelajari 16 orang dewasa bukan perokok yang didiagnosis dengan OSA. Peneliti membandingkan mereka dengan delapan subjek kontrol tanpa kondisi tersebut untuk menilai dampak OSA pada percepatan usia epigenetik selama periode satu tahun.
Setelah tes darah awal, kelompok OSA menerima pengobatan continuous positive airway pressure (CPAP) selama satu tahun. CPAP merupakan ventilator yang menghasilkan satu level tekanan udara positif yang konstan dan terus menerus diberikan kepada pasien dengan tujuan supaya pernapasan pasien tetap terbuka.
Bagian dari saluran pernapasan dapat tersumbat oleh pertumbuhan jaringan tidak normal, pertumbuhan amandel berlebih, tonus otot yang buruk, kelebihan lemak, sekresi, dan lainnya. Tekanan udara dari CPAP membantu menjaga saluran udara tetap lancar dan mencegahnya menjadi kolaps.