Rabu 23 Mar 2022 14:04 WIB

Studi: Pasien Ginjal Kronis Bisa Bertahan Hidup tanpa Cuci Darah

Studi ungkap pasien ginjal kronis bisa bertahan hidup cukup lama tanpa cuci darah.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Studi ungkap pasien ginjal kronis bisa bertahan hidup cukup lama tanpa cuci darah.
Foto: Healthliving
Studi ungkap pasien ginjal kronis bisa bertahan hidup cukup lama tanpa cuci darah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analisis yang diterbitkan oleh JAMA Network Open, menunjukkan orang dengan penyakit ginjal kronis (PGK) lanjut dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun dengan kualitas hidup yang tinggi. Faktanya hal itu terjadi tanpa menjalani perawatan dialisis atau cuci darah.

Namun, ini dapat berubah di akhir perjalanan penyakit mereka. Ketika banyak dari mereka mungkin memerlukan rawat inap atau prosedur bedah untuk mengatasi komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal.

Baca Juga

"Banyak pasien yang mengabaikan dialisis (cuci darah) dapat hidup selama beberapa tahun dan mengalami kualitas hidup yang berkelanjutan setelah keputusan mereka," rekan penulis studi Dr. Susan PY Wong, seperti dilansir dari laman unitedpressinternational, Rabu (23/3/2022).

Wong menjelaskan, studi mereka menyoroti bagaimana dialisis seharusnya cuci darh tidak menjadi satu-satunya pilihan untuk mengobati penyakit ginjal lanjut. Spesialis ginjal di University of Washington dan VA Puget Sound Health Care System di Seattle ini menambahkan dalam dialisis digunakan untuk membuang kelebihan air dan racun dari darah. Hal ini dipaparkan National Kidney Foundation. 

"Ini adalah fungsi yang biasanya dilakukan oleh ginjal, ketika mereka sehat," ujar yayasan tersebut.

Perawatan dialisis dapat berlangsung hingga empat jam dan seringkali diperlukan beberapa kali per minggu. Menurut Mayo Clinic, penyakit ginjal kronis lanjut, atau ketika fungsi organ telah menurun cukup untuk mengancam jiwa, dapat menjadi komplikasi dari sejumlah masalah kesehatan, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit jantung yang parah.

Namun, menurut penelitian terbaru, memulai dialisis lebih awal tidak serta merta meningkatkan prognosis pada orang dengan penyakit ginjal lanjut. National Kidney Foundation menegaskan hal itu dapat menyebabkan efek samping, termasuk peningkatan risiko infeksi. 

"Akibatnya, banyak pasien, yang bekerja dengan tim perawatan mereka, memilih pendekatan yang lebih konservatif yang mencakup obat resep yang membantu mengelola gejala dan mengurangi risiko komplikasi," tambah Wong.

Untuk penelitian ini, dia dan rekan-rekannya menganalisis data dari 41 penelitian yang melibatkan lebih dari 5.100 pasien dengan penyakit ginjal lanjut. Pasien yang memilih untuk tidak menjalani dialisis ternyata bisa bertahan hidup hingga empat tahun setelah tidak menjalani pengobatan.

Mereka yang melewatkan dialisis melaporkan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan mental. Hal ini berdasarkan hasil dari beberapa tindakan yang umum digunakan, dibandingkan dengan mereka yang memutuskan untuk menjalani dialisis.

Namun, pada tahun tertentu, mereka yang memilih untuk tidak melakukan dialisis dirawat di rumah sakit dua kali, menghabiskan hingga 16 hari di rumah sakit, mengunjungi klinik kesehatan delapan kali dan membutuhkan perawatan ruang gawat darurat dua kali karena gejala dan komplikasi gagal ginjal. Wong mengatakan, setiap opsi memiliki pro dan kontra yang berbeda, dan setiap set pro dan kontra akan berbeda untuk setiap pasien.

"Saya mendorong pasien untuk berbicara dengan dokter mereka tentang apa yang paling penting bagi mereka dan tujuan kesehatan mereka," tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement