REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Banyak orang tua berpikir gigi susu anak bakal copot atau terganti dengan sendirinya. Padahal, kerusakan gigi saat masa anak-anak akan memengaruhi susunan giginya saat dewasa kelak.
Drg Eka Sabaty Shofiyah Sp-KGA mengatakan, orang tua cenderung lalai memperhatikan kesehatan gigi anaknya sejak dini karena keyakinan yang salah soal perawatan gigi. Faktanya, jika sudah ada masalah sejak anak masih kecil, biasanya itu tetap berpengaruh hingga dewasa.
"Kalau berharap gigi anak rapi, harus ditunjang dengan kesehatan gigi baik sejak kecil," kata Eka dalam webinar, Kamis (24/3/2022).
Eka mengatakan, pola pikir perawatan gigi atau berkunjung ke dokter gigi itu mahal juga perlu diubah. Sebab, andaikan kontrol dilakukan secara teratur sejak awal, biayanya tentu jauh lebih rendah.
"Itu jika dibandingkan datang berkonsultasi ke dokter gigi ketika sudah kompleks masalahnya," ujar Eka.
Agar kesehatan gigi anak terjaga, jangan cuma membatasi permen dan cokelat. Sebab komponen yang diolah bakteri hingga menyebabkan gigi bermasalah, bisa dari karbohidrat yang dipecah oleh enzim menjadi komponen gula.
"Rutinkan sikat gigi dan perhatikan pola makan," kata Eka.
Sumber karbohidrat ini bisa dari nasi, pasta, dan mi. Penting pula mengatur jadwal makan.
"Jangan diberi makan bertubi-tubi, dari makanan utama, selingan, es krim, cokelat, dan lainnya," ucap Eka.
Sebab, mulut perlu waktu mengembalikan keseimbangan derajat keasamannya. Dengan makan tanpa henti, gigi akan terus terkena asam sepanjang hari.
"Tetapi saat mengejar berat badan anak, pastikan membersihkan gigi dengan teratur dan baik," ujar Eka.
Mulut adalah area yang membuat anak nyaman. Jadi, orang tua juga bisa mencari produk sikat maupun pasta gigi yang dirasa nyaman untuk anak.