REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI – Perguruan Tinggi (PT) dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan mampu bersaing di tingkat nasional dan global. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), Dr Andri M Idharul Haq mengatakan, SDM yang unggul dan berdaya saing hanya akan lahir dari proses pendidikan yang komprehensif, baik hard skill maupun soft skill.
“Salah satu unsur yang sangat diperlukan untuk melengkapi kualifikasi yaitu kompetensi lulusan adalah ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM),” ujar Warek III UMMI saat menjadi pembicara pada Sosialisasi/FGD (Focus Group Discussion) Akselarasi Peningkatan Mutu dan Jumlah Usulan Proposal PKM yang diikuti oleh operator, dosen, dan mahasiswa Pengusul PKM Tahun 2022 se-wilayah LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Senin (28/3).
UMMI menjadi kampus yang menorehkan keberhasilan dalam ajang PKM yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Menurut Andri, pada 2020 dan 2021 UMMI berhasil lolos sampai ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan berhasil meraih medali perak. Dan UMMI pun bertengger pada peringkat ke-24 dan ke-25 Perguruan Tinggi terbaik pada PIMNAS 2020 dan 2021.
“Dua tahun terakhir ini, UMMI menjadi Perguruan Tinggi Swasta terbaik kedua Nasional dan terbaik di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV yang mencakup Jawa Barat dan Banten,” ungkap Andri dalam keterangannya kepada Republika.co.id. Berkat prestasi yang diraih UMMI tersebut, kata dia, LLDIKTI Wilayah IV mengundang dosen-dosen UMMI untuk menjadi pembicara dalam acara FGD. Acara yang dihelat secara virtual itu dihadiri sekitar 1.000 peserta.
Menurut Andri, bagi kampus UMMI ajang PKM menjadi bagian dari Indikator Kinerja Utama (IKU) kampus terbesar di wilayah Sukabumi Raya pada 2021, salah satunya yaitu prestasi nasional. PKM hingga ke PIMNAS, lanjut dia, menjadi bidikan UMMI untuk mencapai Indikator Kinerja Utama.
PKM merupakan kompetisi ilmiah tahunan tingkat nasional yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Acara ini diawali dengan tahap penyeleksian proposal, pendanaan kegiatan, penilaian kemajuan pelaksanaan PKM (PKP2), selanjutnya ditutup dengan PIMNAS.
Dalam kesempatan tersebut, dosen Program Studi Kimia juga merupakan ketua Tim PKM UMMI Lela Lailatul Khumaisah MSi menjelaskan, PKM Tahun 2022 akan berlangsung sangat ketat. Untuk itu, ia menekankan perlunya kolaborasi yang terintegrasi dalam penyusunan proposal PKM antara dosen pendamping dan mahasiswanya.
“Dosen pendamping memiliki perananan yang sangat besar dalam menghasilkan proposal PKM yang berkualitas dan sesuai dengan pedoman terbaru,” ungkap Lela. Menurut dia, dosen pendamping dituntut untuk adaptif dan paham terhadap Pedoman PKM serta mampu untuk memotivasi mahasiswa yang didampinginya agar fokus dan berkemauan keras dalam penyusunan proposal PKM.
Lela menambahkan, hadirnya kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dosen pendamping dapat merekognisi kegiatan mahasiswanya di PKM ke mata kuliah tertentu yang terkait sesuai dengan capaian pembelajaran yang dihasilkan.