REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menurunnya tren positif akhlak mulia dalam segala aspek kehidupan, salah satu penyebabnya dikarenakan oleh minimnya transfer keteladanan akibat dampak dari pembelajaran jarak jauh karena pandemi. Akibatnya, berbagai kampus merasakan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara mahasiswa yang secara intens melakukan pembelajaran dengan tatap muka, dan mahasiswa yang hanya mengalami pembelajaran jarak jauh.
Namun, hal tersebut bukanlah menjadi alasan untuk kampus berhenti dalam membina etika mahasiswanya. Justru di masa-masa genting ini, kampus harus mengambil peran untuk mengawal akhlak mahasiswanya. Maka STEI SEBI melalui kegiatan Sekolah Kepribadian Muslim Milenial berupaya membekali mahasiswa terkait pentingnya pribadi Muslim yang baik.
Sekolah Kepribadian Muslim milenial ini berlangung pada Ahad, 20 Maret 2022 (pukul 20.00-22.00) dan, Senin, 21 Maret 2022 (5.00-7.00), dan diikuti oleh sekitar 300 mahasiswa.
Acara ini dimulai dengan sambutan dari Ustadz Fahmi Syahbudin SEI MM selaku wakil Ketua 3 bidang Kemahasiswaan dengan memberikan pesan, "Mari kita menjaga adab dalam rangka merawat keberkahan kampus ini."
Agenda ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada mahasiswa mengenai adab, akhlak dan sikap yang harus dimiliki sebagai Gen Z, sebagai yang paling banyak terpapar oleh dampak sosial dari kemajuan teknologi. Hal itu disampaikan oleh para pembicara yakni Ustadz Dr Wido Supraha MSi, dan Mahfudz Roji SpCHt CNLP CHA.
Dalam materinya, baik Ustadz Dr Wido Supraha maupun Mahfudz Roji menekankan kepada para mahasiswa agar menjaga dan merawat adab, serta karakter diri mahasiswa agar bisa menjadi bisa sukses. Lebih jauh, Ustadz Wido “Penting untuk tidak sekedar melakukan ta'lim, tapi harus melakukan ta'dib, yakni transfer keteladanan,” ujar Ustadz Wido seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Acara inipun ditutup dengan sesi tanya jawab, foto bersama dan doa.