Selasa 29 Mar 2022 14:46 WIB

Ratusan Spesies Mamalia Belum Diidentifikasi di Alam Liar

Asia Tenggara diprediksi menjadi hub bagi spesies mamalia yang belum teridentifikasi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Tikus. Ilustrasi. Ada ratusan spesies yang belum terdeskripsikan yang masih bersembunyi di alam liar, Belum lama ini sebuah penelitian di Indonesia baru-baru ini mengidentifikasi 14 spesies tikus baru
Foto: wired.co.uk
Tikus. Ilustrasi. Ada ratusan spesies yang belum terdeskripsikan yang masih bersembunyi di alam liar, Belum lama ini sebuah penelitian di Indonesia baru-baru ini mengidentifikasi 14 spesies tikus baru

REPUBLIKA.CO.ID, OHIO-- Mamalia adalah beberapa hewan yang paling banyak diteliti di Bumi. Namun, ada ratusan spesies yang belum terdeskripsikan yang masih bersembunyi di alam liar, menurut pemodelan prediktif baru.

Machine learning menunjukkan bahwa sebagian besar makhluk tak dikenal ini bertubuh kecil, seperti kelelawar, tikus, dan celurut. Ukuran mereka mungkin menyulitkan para ahli untuk mengidentifikasi perbedaan morfologis, yang berarti beberapa spesies telah disatukan, secara taksonomi.

Baca Juga

“Perbedaan kecil dan halus dalam penampilan lebih sulit untuk diperhatikan ketika Anda melihat binatang kecil yang beratnya 10 gram daripada Anda melihat sesuatu yang seukuran manusia,” kata ahli biologi Bryan Carstens dari Ohio State University, dilansir dari Sciencealert, Selasa (29/3/2022).

“Anda tidak dapat mengatakan bahwa mereka adalah spesies yang berbeda kecuali jika Anda melakukan analisis genetik,” katanya.

Para ilmuwan menyebut spesies tersembunyi ini sebagai ‘biodiversity wildcards’. Kecuali kita tahu mereka ada, kita tidak dapat mempertimbangkan makhluk ini dalam teori evolusi, jaring makanan, atau pekerjaan konservasi.

Menurut model prediksi terbaru, lebih dari 80 persen mamalia mungkin telah menerima klasifikasi formal. Dengan lebih dari 6.400 spesies mamalia yang tercatat dalam catatan, itu berarti masih ada lebih dari seribu spesies yang tidak diketahui yang membutuhkan klasifikasi formal.

Menggunakan machine learning untuk menganalisis urutan gen dan data geografis serta biologis dari lebih dari 4.000 mamalia, para peneliti telah mengidentifikasi taksa mana yang paling mungkin menampung spesies tersembunyi. 

Asia Tenggara, misalnya diprediksi menjadi hub bagi spesies mamalia yang belum teridentifikasi. Baik model evolusioner maupun genetik memperkirakan wilayah dunia ini memiliki proporsi terbesar kerahaman wildcard relatif terhadap kekayaan spesies.

Sebuah penelitian di Indonesia baru-baru ini mengidentifikasi 14 spesies tikus baru, tangkapan mamalia baru terbesar yang dirinci dalam satu makalah sejak 1931. Model saat ini menemukan bahwa di seluruh dunia, sebagian besar mamalia yang tidak terdeskripsikan termasuk dalam ordo yang mencakup kelelawar, hewan pengerat, dan celurut serta landak.

Ordo ini juga cenderung ditemukan dalam rentang geografis yang lebih luas dengan variabilitas suhu dan curah hujan yang relatif tinggi, seperti hutan hujan tropis.

Hasilnya adalah apa yang telah lama dicurigai oleh para ahli taksonomi. Hutan hujan, secara umum, memiliki keanekaragaman mamalia paling banyak di dunia. Sejak tahun 1992, sebagian besar mamalia yang baru dideskripsikan bertubuh kecil, ditemukan di wilayah jelajah yang luas dan di rumah di habitat yang mengalami perubahan curah hujan dan suhu harian serta musiman.

“Studi kami memperkuat seruan yang ada untuk investasi yang lebih besar dalam penelitian taksonomi, terutama dalam taksa yang belum dipelajari dan tidak terdeskripsikan yang menghadapi kepunahan yang tenang,” tulis para penulis.

Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa ketika manusia menaruh pikiran untuk itu, pohon kehidupan tumbuh semakin fokus. Lagi pula, alasan mengapa ada lebih banyak spesies mamalia yang dideskripsikan daripada ordo lain tentu saja bukan karena para peneliti invertebrata lebih buruk dalam pekerjaan mereka.

Mamalia umumnya lebih besar dan lebih mudah dilihat. Plus, manusia pada umumnya cenderung lebih tertarik pada spesies yang lebih dekat kekerabatannya sehingga mamalia cenderung memiliki lebih banyak sumber daya yang ditujukan kepada mereka.

Mengingat apa yang dapat dicapai dengan fokus yang tepat, penulis model baru-baru ini menyerukan pendanaan dan minat baru dalam penelitian taksonomi untuk menutup kesenjangan antara spesies mamalia yang dikenal dan tidak dikenal.

"Pengetahuan itu penting bagi orang-orang yang melakukan pekerjaan konservasi. Kita tidak dapat melindungi suatu spesies jika kita tidak mengetahui keberadaannya," kata Carstens.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement