REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gangguan otak yang menyebabkan masalah dalam berbicara, membaca, dan menulis dialami aktor Bruce Willis. Aphasia memiliki banyak kemungkinan penyebab.
Strok, tumor, cedera kepala, atau kerusakan lain pada pusat bahasa di otak dapat menyebabkan aphasia. Infeksi otak atau penyakit Alzheimer dapat memicunya.
Mantan senator Amerika Serikat Gabby Giffords terluka dalam penembakan 2011 dan mengalami aphasia akibat dari cedera itu. Asosiasi Aphasia Nasional memperkirakan dua juta orang Amerika terpengaruh dan hampir 180 ribu mengalami gangguan ini setiap tahun.
Keluarga Willis mengumumkan pada Rabu (31/3/2022), aktor berusia 67 tahun itu telah didiagnosis menderita aphasia tetapi tidak memberikan rincian tentang kemungkinan penyebabnya. Untuk seorang aktor, aphasia dapat menimbulkan tantangan besar tergantung pada seberapa parahnya. Demikian kata ilmuwan kognitif Universitas Johns Hopkins Brenda Rapp yang bekerja dengan orang-orang dengan kondisi tersebut.
“Anda dapat membayangkan betapa frustrasinya jika Anda tidak dapat menemukan kata-kata, jika Anda tidak dapat mengatur kata-kata menjadi kalimat, jika Anda tidak dapat membuat mulut Anda menghasilkan suara yang Anda inginkan,” kata Rapp.
"Anda masih menjadi diri Anda sendiri, tetapi Anda mungkin tidak terdengar seperti diri sendiri," imbuhnya.
Untuk sebagian besar pasien, penyebabnya adalah strok yang telah memotong aliran darah ke bagian otak. Tanpa oksigen dan nutrisi, sel-sel otak mati sehingga menyebabkan penderita Aphasia kesulitan mengambil kata-kata.
Aphasia tidak memengaruhi kecerdasan. Beberapa orang membaik secara dramatis dalam beberapa bulan. Orang lain mungkin perlu mencari cara lain untuk berkomunikasi. Terapi wicara dan bahasa dapat membantu. Para peneliti sedang mencari jenis terapi wicara baru dan metode non-invasif seperti prosedur yang menggunakan pulsa magnetik untuk merangsang sel-sel otak.