Senin 04 Apr 2022 21:08 WIB

Molnupiravir Diklaim 'Sembuhkan' Covid-19 Hanya Tiga Hari

Molnupiravir sembuhkan gejala Covid-19 ringan hingga sedang dalam tiga hari.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Molnupiravir sembuhkan gejala Covid-19 ringan hingga sedang dalam tiga hari.
Foto: www.freepik.com.
Molnupiravir sembuhkan gejala Covid-19 ringan hingga sedang dalam tiga hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kendati kasus Covid-19 telah menurun, tetap ada saja yang mendapati hasil tes positif vrius. Saat ini, ada obat anti-Covid baru yang diklaim mampu menghilangkan infeksi hanya dalam beberapa hari, menurut penelitian baru.

Uji klinis obat di Amerika bernama Molnupiravir itu telah menunjukkan efektivitasnya dalam menghilangkan gejala Covid-19 ringan hingga sedang dengan cepat setelah tiga hari pengobatan. Gejala, terutama hilangnya penciuman dan kelelahan, membaik lebih cepat setelah lima hari minum obat tersebut. Penelitian dilakukan oleh Merck & Co, sebuah perusahaan produksi obat-obatan.

Baca Juga

Molnupiravir, ‘oral antiviral prodrug’ dilaporkan telah disetujui oleh Therapeutic Goods Administration di Australia. Sebelumnya ada obat antivirus Pfizer dan Merck yang juga telah disebut sebagai obat yang berpotensi revolusioner dalam perang melawan Covid-19. Sementara Molnupiravir adalah oral antiviral prodrug’ yang diklaim paling efektif bila diminum dalam waktu lima hari setelah gejala berkembang. 

Studi tersebut menemukan bahwa tidak satu pun dari 92 peserta dengan Covid-19 yang masih memiliki virus pada hari ketiga penggunaan Molnupiravir. Namun, 21 persen peserta yang diberi plasebo masih memiliki virus pada saat itu.

Dr Julie Strizki, seorang ilmuwan yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan ini menunjukkan bahwa Molnupiravir membantu membersihkan infeksi lebih cepat, bahkan dengan pasien yang sistem kekebalannya lemah. 

“Itu juga dapat menurunkan risiko perkembangan penyakit serius," kata dia, seperti dikutip dari Yahoo News, Ahad (3/4/2022).

Molnupiravir juga telah terbukti mengurangi rawat inap dan kematian akibat Covid-19 jika diminum sejak dini dalam perjalanan infeksi, lapor New York Times. Hasil penelitian akan dipresentasikan di Kongres Mikrobiologi Klinis & Penyakit Menular Eropa dengan harapan akan disetujui untuk penggunaan darurat di Eropa, menurut Nine News. Ada tambahan 64.038 kasus Covid di Australia dalam 24 jam terakhir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement