REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof. Arif Satria mengatakan, teknologi dapat menjaga kelestarian satwa yang terancam punah. Teknologi itu adalah Teknologi Reproduksi Berbantu (Assisted Reproductive Technology/ART) dan Bio-bank.
Hal itu disampaikan Arif ketika menemui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya di Kantor KLHK, Jakarta, Senin (4/4).
Arif menjelaskan, penggunaan ART dan Bio-bank dapat melindungi dan mengamankan plasma nutfah atau material genetik satwa liar yang berstatus terancam kritis dari kepunahan. Plasma nutfah atau sumber daya genetik adalah bahan dari tumbuhan, satwa, dan/atau jasad renik, yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat.
Kedua teknologi itu, lanjut Arif, kini digunakan di laboratorium IPB secara terbatas untuk pengawetan, perlindungan, dan pemulihan sumber daya genetik badak Sumatera. Pihaknya belum bisa memanfaatkan teknologi itu secara sekaligus untuk satwa terancam punah lainnya karena keterbatasan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana.
“Dengan dukungan dari para pihak, termasuk KLHK, ke depan kita kembangkan teknologi ini untuk spesies satwa liar lain,” kata Arif sebagaimana dikutip dari siaran pers KLHK, Senin (4/4/2022).
Meski demikian, sebelumnya program ART dan Bio-bank sudah digunakan untuk satwa lain dan kini masih berjalan. Antara lain untuk koleksi dan kriopreservasi semen (sperma) dan inseminasi buatan Banteng Jawa yang dimulai sejak tahun 2015; serta koleksi semen dan inseminasi buatan pada anoa, macan dahan, dan Harimau Sumatra mulai tahun 2020.
Menteri LHK Siti Nurbaya menyambut baik inisiatif IPB University ini. Dirinya menyatakan penggunaan dua teknologi itu sejalan dengan program pemerintah dan arahan Presiden Joko Widodo untuk membangun plasma nutfah nasional di IKN.
"Saya kira fasilitas yang kelak akan dibangun tidak hanya dikembangkan untuk faunanya saja, tetapi untuk floranya juga. Dalam hal ini, IPB University dapat berkolaborasi dengan UGM dalam pengembangan teknologi floranya," ujar Siti.