Selasa 05 Apr 2022 21:11 WIB

Pencegahan Stunting Harus Dimulai Saat Calon Ibu Masih Remaja

Remaja putri banyak yang mengalami anemia, berisiko membuat bayinya kelak stunting.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Sejumlah siswi baru mengikuti pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 2 Indramayu, Jawa Barat, Senin (13/7/2020). Remaja putri banyak yang mengalami anemia. Jika tidak diatasi, kelak ketika sudah menikah dan hamil, kondisi bisa membuat bayinya mengalami berat badan lahir rendah, salah satu faktor risiko terjadinya stunting.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Sejumlah siswi baru mengikuti pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 2 Indramayu, Jawa Barat, Senin (13/7/2020). Remaja putri banyak yang mengalami anemia. Jika tidak diatasi, kelak ketika sudah menikah dan hamil, kondisi bisa membuat bayinya mengalami berat badan lahir rendah, salah satu faktor risiko terjadinya stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan mengingatkan, butuh persiapan untuk calon ibu mencegah kekerdilan (stunting) pada anaknya kelak. Persiapan pencegahan stunting bahkan harus dilakukan sejak dini, yaitu saat masih remaja.

"Mengenai persiapan (pencegahan stunting) dilakukan sedini mungkin, jadi sejak awal. Bahkan, dimulai sejak saat masih remaja," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi saat mengisi konferensi virtual mengenai stunting, Selasa (29/3/2022).

Baca Juga

Endang menyerukan agar pemenuhan gizi dilakukan sejak remaja. Pasangan usia subur yang ingin punya anak sangat direkomendasikan meningkatkan status kesehatan anaknya.

Endang berharap, kondisi calon ibu layak hamil pada saat sebelum mengandung. Bahkan, kondisinya harus sehat sejak masa remaja. Sebab, masa remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan asupan gizi cukup yang kualitasnya baik.

"Mereka ini juga mengalami menstruasi sehingga asupan makanannya harus benar-benar diperhatikan. Karena dari data kami, anemia cukup tinggi, baik yang dialami ketika usia remaja maupun saat kehamilan," kata Endang.

Anemia bisa menyebabkan pendarahan pada ibu hamil. Sementara itu, bayinya mengalami berat badan lahir rendah (BBLR), salah satu faktor risiko terjadi stunting.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement