Jumat 08 Apr 2022 14:22 WIB

Hal yang Perlu Diketahui dari Varian Covid-19 XE

Varian baru Covid-19, XE, saat ini sudah teridentifikasi di Inggris.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Varian baru Covid-19, XE, saat ini sudah teridentifikasi di Inggris.
Foto: www.pixabay.com
Varian baru Covid-19, XE, saat ini sudah teridentifikasi di Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian baru Covid-19 telah diidentifikasi di Inggris, menyebabkan lebih dari 600 kasus. Akan tetapi, para ahli kesehatan mengatakan varian baru yang dikenal sebagai XE tersebut saat ini tidak perlu dikhawatirkan.

Secara teknis, XE merupakan hibrida dari BA.1 (varian omicron asli) dan BA.2 (subvarian dari omicron). XE adalah virus rekombinan, alias kombinasi dari dua galur yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Baca Juga

Saat ini XE sedang dipantau secara ketat untuk menentukan penularan dan tingkat keparahannya. "Masih ada hal-hal yang perlu dicermati dari varian ini, tetapi itu bukan alasan untuk panik," ujar Thomas Russo, seorang profesor di bidang penyakit menular.

Menurut Weekly Epidemiological Update dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari 2022. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan XE menyumbang kurang dari satu persen dari total kasus berurutan.

UKHSA menjelaskan, protein lonjakan (yang digunakan virus SARS-CoV-2 untuk menempel pada sel) dari varian XE sama dengan BA.2. Rekombinan khusus tersebut menunjukkan tingkat pertumbuhan yang bervariasi.

"Sejauh ini tidak ada cukup bukti untuk menarik kesimpulan tentang penularan, tingkat keparahan, atau efektivitas vaksin," kata Kepala Penasihat Medis untuk UKHSA, Susan Hopkins.

XE kemungkinan bukan varian Covid-19 yang terakhir. Peristiwa rekombinasi demikian sebenarnya sudah diprediksi akan terjadi oleh para pakar. Virus rekombinan terjadi ketika seseorang terinfeksi dengan dua varian pada saat yang sama sehingga memungkinkan pencampuran materi genetik virus.

Varian rekombinan bukan kejadian yang tidak biasa, terutama ketika ada beberapa varian yang beredar. Selain varian XE, WHO dan UKHSA mencatat dua varian rekombinan lainnya, XD dan XF, rekombinan delta dan omicron (BA.1).

Dua varian rekombinan lainnya telah menyebabkan lebih sedikit kasus. UKHSA mencatat hanya 38 kasus varian XF dan tidak lagi ada sejak pertengahan Februari. Sementara, Prancis mengidentifikasi 49 kasus varian XD.

Meskipun para pakar tidak terlalu mengkhawatirkan varian XE dan dua varian baru lain, WHO memperingatkan bahwa penemuan itu terjadi ketika intensitas pengujian Covid-19 di seluruh dunia relatif rendah. Data menjadi kurang representatif, kurang tepat waktu, dan kurang kuat.

Hal tersebut menghambat kemampuan kolektif untuk melacak keberadaan virus, penyebarannya, dan perkembangannya.  Bagaimanapun, menurut WHO, informasi dan analisis tetap penting untuk mengakhiri fase akut pandemi secara efektif.

WHO dan lembaga kesehatan masyarakat lainnya tidak sepenuhnya yakin bahwa angka saat ini secara akurat mencerminkan seberapa luas variannya. Lebih banyak data perlu dikumpulkan terkait varian XE.

Perlindungan terbaik terhadap XE atau varian lainnya adalah vaksinasi. Publik terus diimbau untuk menerapkan protokol kesehatan seperti tetap memakai masker guna menekan risiko tertular dan menularkan virus, dikutip dari laman Health, Jumat (8/4/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement