Senin 11 Apr 2022 13:48 WIB

Jangan Abaikan Bentol yang Terasa Gatal, Bisa Jadi Itu Pertanda Kanker Kulit

Pria Inggris terlambat menyadari bentol gatalnya ternyata gejala kanker kulit.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Gatal (Ilustrasi). Keluhan bentol gatal bisa menjadi gejala kanker kulit atau melanoma.
Foto: www.freepik.com.
Gatal (Ilustrasi). Keluhan bentol gatal bisa menjadi gejala kanker kulit atau melanoma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria bernama Jak Howell mulanya tak terlalu memikirkan kemunculan bentol yang terasa gatal di punggungnya. Namun, seiring waktu berlalu, Howell baru menyadari bahwa keluhan yang dia rasakan merupakan gejala kanker kulit.

Howell pertama kali merasakan ada semacam bentol yang gatal di punggungnya sekitar satu tahun lalu. Semakin lama, area tersebut terasa semakin gatal.

Baca Juga

"Kemudian ketika saya sedang mandi, saya menggaruknya, dan (area punggung yang gatal) itu berdarah, berdarah cukup banyak," ujar Howell, seperti dilansir Metro, Senin (11/4/2022).

Howell lalu bertanya kepada ibunya mengenai area punggungnya yang terasa sangat gatal tersebut. Setelah diperiksa, sang ibu merasa ada sesuatu yang tidak benar pada punggung Howell dan memintanya untuk segera ke dokter.

Mendengar hal tersebut, Howell mulanya merasa tidak yakin. Akan tetapi, dia tetap membuat janji dengan dokter seraya mengirimkan foto punggungnya melalui surel. Pihak rumah sakit lalu meminta Howell untuk langsung datang dan memeriksakan diri ke dokter.

Howell lalu mendatangi Singleton Hospital dan langsung menjalani serangkaian pemeriksaan. Sampel dari area yang gatal di punggung Howell juga diambil untuk dites

Sekitar tiga pekan setelah merasakan keluhan gatal, Howell akhirnya mengetahui bahwa keluhan tersebut merupakan gejala dari kanker kulit atau melanoma. Dokter memberitahu Howell bahwa kanker kulit yang dia idap telah menyebar ke kelenjar getah bening di atas selangkangannya.

Kabar tersebut Howell terima melalui sambungan telepon karena adanya serangkaian perubahan aturan rumah sakit terkait pandemi. Dia merasa menerima kabar seperti ini lewat telepon cenderung lebih sulit untuk diterima karena tidak terasa nyata.

"Telepon pertama yang saya terima, saya sedang bekerja," kata Howell.

Diagnosis tersebut membuat Howell harus menjalani terapi pengobatan yang cukup berat selama enam bulan. Sebagian terapi yang dijalani oleh Howell adalah terapi pembedahan di area punggung dan imunoterapi.

"Ada banyak hal yang terjadi dengan cepat dan sulit dikontrol, saya bolak-balik mengunjungi dokter," jelas pria yang berasal dari Sketty, Inggris, tersebut.

Meski bukan hal yang mudah, Howell terus berupaya untuk bersikap optimistis. Saat ini, Howell yang sudah berusia 22 tahun telah menjalani terapi selama sekitar enam bulan dan akan segera menjalani terapi baru pada Senin mendatang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement