REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menjadi runner up dalam ajang Piala AFF 2022 menjadi bukti prestasi Timnas Futsal Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Capaian ini cukup untuk menjadi landasan mengikutsertakan Timnas Futsal Indonesia berlaga di ajang SEA Games Vietnam 2021.
“Prestasi Timnas Indonesia dalam persaingan futsal di Asia Tenggara termasuk mentereng. Maka aneh saja jika Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) tidak mengikutsertakan mereka ke SEA Games karena dinilai minim peluang menyumbang medali,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, dalam keterangannya, Senin (11/4/2022).
Untuk diketahui, Timnas Futsal Indonesia berhasil menembus babak puncak Futsal Piala AFF 2022 di Bangkok, Thailand, Ahad (10/4/2022). Di babak final, Timnas Indonesia menghadapi tim tuan rumah. Sempat unggul 2-0, Indonesia kebobolan dua gol di akhir pertandingan. Indonesia pun akhirnya harus mengakui keunggulan Thailand yang menang adu penalti 3-2.
Huda mengatakan, kekalahan dari Thailand di partai puncak Piala AFF 2022 memang cukup menyakitkan. Kendati demikian, keberhasilan Indonesia bisa menembus final dan unggul hingga menit-menit akhir pertandingan layak mendapatkan apresiasi.
“Kita harus bangga dengan perjuangan para pemain futsal kita yang bisa tembus final walaupun harus mengakui keunggulan tuan rumah di babak tos-tos-an. Itu prestasi tersendiri,” katanya.
Keberhasilan Indonesia di Piala AFF 2022, kata Huda, harus dijadikan pertimbangan bagi Kemenpora untuk mengikutsertakan mereka di ajang SEA Games Vietnam. Menurutnya, jika dirunut dari data yang ada, prestasi Timnas Futsal Indonesia punya kans besar dalam mencetak prestasi di ajang multievent SEA Games 2021.
“Saya rasa jika alasan tidak mengikutsertakan Timnas Futsal karena minim prestasi itu alasan yang kurang masuk akal,” kata dia.
Huda mengungkapkan, Timnas Futsal Indonesia di Asia Tenggara cukup disegani. Timnas Indonesia sempat dua kali berturut-turut menembus final gelaran Piala AFF di tahun 2019 dan 2022. Bahkan, rangking Timnas Futsal Indonesia cukup bagus yakni urutan 45 dunia dan 10 besar di level Asia.
“Secara proximity pun futsal merupakan salah satu cabang olah raga dengan basis fans yang cukup besar. Maka, tidak alasan Kemenpora untuk tidak memberangkatkan Timnas Futsal ke Hanoi akhir tahun ini,” katanya.
Politikus PKB ini pun mempertanyakan hasil review Tim Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kemenpora yang mencoret futsal dari cabang olahraga yang akan dikirim ke Sea Games Vietnam. Menurutnya, hasil review tersebut harus dibuka ke publik, sehingga indikator-indikator yang menjadi dasar dikirimkannya Timnas Futsal Indonesia ke SEA Games bisa diketahui dengan pasti.
“Jangan hanya bicara berdasarkan hasil review Timnas Futsal tidak dikirimkan ke SEA Games tanpa menyertakan indikator-indikatornya. Bisa jadi review tersebut tidak relevan dengan tren prestasi sebuah cabang olah raga di lapangan,” ujar dia.
Sebelumnya Tim PPON Kemenpora menyampaikan ada 14 cabang olah raga prestasi yang tidak dikirimkan ke Sea Games Vietnam. Keempat belas cabang tersebut di antaranya futsal, dansa, senam ritmik, loncat indah, biliar, dan tenis meja. Keempat belas cabang tersebut berdasarkan hasil review Tim PPON berpeluang kecil sumbangkan medali. Review tim PPON didasarkan pada hasil wawancara cabang olah raga yang dipadukan dengan data dan track record prestasi dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, usai laga final Piala AFF 2022, Manajer Timnas Futsal Indonesia Dimas Bagus Kurniawan mengisyaratkan tim futsal akan berkompetisi di SEA Games 2021, Vietnam. "Insya Allah jadi (berangkat ke SEA Games 2021 -red)," ujar Dimas.
Menurut dia, skuad futsal Garuda ditargetkan untuk meraih medali emas pada pesta olahraga se-Asia Tenggara tersebut. Meski begitu, Dimas tidak bisa menjabarkan lebih detail tentang bagaimana timnas futsal akan berangkat ke SEA Games 2021. Sejak futsal dikompetisikan di SEA Games pada tahun 2007, timnas putra Indonesia meraih tiga medali perunggu yaitu pada tahun 2007, 2011, dan 2013. Sementara timnas putri baru mendapatkan satu medali perunggu pada tahun 2017.