Senin 11 Apr 2022 19:08 WIB

Fujitsu Buat Teknologi untuk Hitung Lintasan Puing-Puing Luar Angkasa

Jumlah puing-puing yang saat ini mengambang di luar angkasa lebih dari 100 juta.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Sampah antariksa di sekitar bumi/ilustrasi
Foto: afp
Sampah antariksa di sekitar bumi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perusahaan Fujitsu telah mengumumkan pengembangan dan penyebaran sistem analisis baru untuk menghitung jalur orbit puing-puing ruang angkasa. Sistem analisis baru ini digunakan dengan Sistem Kesadaran Situasional Ruang Angkasa (Space Situational Awareness System atau SSA System) milik Badan Eksplorasi Ruang Angkasa Jepang (JAXA) untuk memantau puing-puing ruang angkasa.

Dilansir dari Japan Today, Senin (11/4/2022), JAXA memulai pengoperasian sistem baru di Pusat Antariksa Tsukuba pada 1 April 2022. JAXA akan memanfaatkan teknologi baru untuk membuat rencana pengamatan puing-puing ruang angkasa yang efektif, mengambil data pengamatan dari radar dan teleskop optik untuk menghitung lintasan puing-puing ruang angkasa dan melakukan perbandingan analisis dengan jalur satelit JAXA.

Baca Juga

Jika sistem mendeteksi satelit, itu akan mendukung operator di JAXA dalam merespons risiko dengan cepat. Sistem bisa membantu menghindari kemungkinan tabrakan dengan puing-puing ruang angkasa secara otomatis menghitung kemungkinan tabrakan yang diprediksi dan perubahan arah yang diperlukan.

Puing-puing ruang angkasa seperti detritus dari peluncuran roket, satelit yang dinonaktifkan, dan pecahan benda buatan lainnya di orbit di sekitar planet dari ledakan atau tabrakan menimbulkan masalah yang semakin parah bagi masa depan pembangunan berkelanjutan di luar dunia kita. Para ahli memperkirakan bahwa jumlah puing-puing yang saat ini mengambang di luar angkasa lebih dari 100 juta, dan jumlahnya terus meningkat.

 

Puing-puing ruang angkasa dapat bergerak dengan kecepatan lebih dari 7km/s di sekitar Bumi dan dengan demikian cukup kuat untuk menyebabkan kerusakan parah pada sekitar 12.000 satelit buatan di luar angkasa. Ini menghadirkan risiko serius bagi infrastruktur kritis, dengan satelit memainkan peran yang sangat diperlukan dalam prakiraan cuaca, pemantauan bencana, dan aplikasi pemetaan.

Fujitsu telah mendukung JAXA dalam upayanya untuk memecahkan masalah ini sejak awal 1990-an dengan menciptakan teknologi untuk pengamatan puing-puing ruang angkasa yang memanfaatkan teknologi penentuan orbit (pendahulu sistem SSA saat ini) yang juga telah digunakan dengan probe asteroid Hayabusa2 dan proyek penting lainnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement