REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- British Heart Foundations mencatat bahwa setiap tahunnya penyakit jantung dan peredaran darah bertanggung jawab atas lebih dari 160 ribu kematian di Inggris. Berkaca pada prevalensi itu, penting bagi kita untuk mengetahui tanda dan gejala yang menunjukkan ada sesuatu yang salah dengan jantung.
Menurut sebuah studi baru, salah satu tanda penyakit jantung mungkin terdengar dari cara bicara seseorang. Peneliti Mayo Clinic di Amerika Serikat bekerja sama dengan University of Tel Aviv di Israel mengembangkan teknologi kecerdasan buatan untuk menganalisis sampel suara agar bisa memprediksi risiko seseorang.
Rekan penulis studi, dr Jaskanwal Deep Singh Sara mengatakan bahwa teknologi analisis suara itu tidak akan bisa menggantikan dokter atau metode layanan kesehatan lain yang telah ada. Namun, dia berharap teknologi tersebut bisa terus dikembangkan, diperluas, dan menjadi media pendukung pengobatan.
"Menyediakan sampel suara sangat intuitif, bahkan menyenangkan bagi pasien, dan itu bisa menjadi sarana yang terukur bagi kami untuk meningkatkan manajemen pasien," kata dr Sara, seperti dilansir dari Express, Selasa (12/4/2022).
Meskipun teknologi tidak akan menggantikan dokter, itu bisa menjadi alat vital dalam mengidentifikasi mereka yang berisiko terkena penyakit jantung koroner. Peneliti lainnya, dr Alan Sugrue, juga mengungkap bagaimana analisis suara dapat digunakan di bidang kesehatan lainnya.
Mengingat semua telekomunikasi saat ini umumnya digital, analisis suara dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam platform teknologi saat ini baik dengan analisis perangkat lunak pada platform atau transmisi rekaman suara digital ke area prosesi pusat. Teknologi analisis suara dan kesehatan manusia penuh dengan peluang yang tak terhitung jumlahnya.
"Kecerdasan buatan memiliki potensi untuk mempelajari suara dan berbagai variasinya, dengan demikian menentukan apakah perubahan substansial dan halus dapat berkorelasi dengan penyakit yang sub-akut atau akut," kata dr Sugrue.