REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Hima PBSI FKIP Uhamka) menggelar kegiatan Bimbingan Pengurus sekaligus Pelatihan Jurnalistik, Sabtu (9/4). Kegiatan ini digelar di Gedung Dormitory Kampus FKIP Uhamka, Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
Waketum Hima PBSI periode 2021-2022 Anisa Sania Nabila mengungkapkan, materi pelatihan akan berguna untuk melatih para mahasiswa menulis berita. “Bimbingan pengurus ini penting diselenggarakan mengingat materi yang dipilih yaitu jurnalistik akan berguna untuk jalannya program kerja ataupun dapat diterapkan di perkuliahan. Sekaligus melatih pengurus untuk menulis suatu berita dan dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan program kerja,” ujar Anisa Sania Nabila dalam kata sambutannya saat membuka acara.
Selanjutnya, sesi pelatihan jurnalistik yang difasilitatori oleh editor bahasa Harian Republika, Ahmad Soleh. Dalam sesi pelatihan jurnalistik ini, peserta tidak hanya menjadi pendengar, tetapi ikut berpartisipasi dengan praktik dan simulasi, yakni mencakup menganalisis unsur-unsur berita dan menulis straight news (berita lempang) mengenai kegiatan tersebut.
Soleh menyampaikan materi tentang praktik menulis straight news dan rumus 5W+1H (what, who, where, when, why, dan how) dalam berita. Dia menjelaskan bagaimana langkah menyusun cerita yang baik dan mudah untuk dipraktikkan. “Inti dari menulis jurnalistik yaitu cerita. Dengan rumus 5W+1H, kita akan lebih mudah menyampaikan inti berita atau kejadian dalam tulisan jurnalistik,” ungkapnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Jadi, menurut dia, untuk bisa menulis berita, mula-mula mesti memahami konsep 5W+1H tersebut. Selain itu, Soleh juga menjelaskan struktur piramida terbalik (dimulai dari yang paling penting, penting dan kurang penting) dalam menulis berita.
“Dalam (menulis berita) jurnalistik biasanya paragraf pertama memuat poin apa, di mana, kapan, dan siapa. Serta untuk mengapa dan bagaimana biasanya terdapat di paragraf selanjutnya untuk memperkuat atau mengerucutkan isi dari paragraf pertama,” ujarnya.
Soleh mengatakan, straight news yang baik akan memberikan informasi secara ringkas dan lugas mencakup unsur-unsur 5W+1H. “Jangan sampai ada unsur yang tertinggal, sebab informasi yang diberitakan bisa jadi tidak sampai kepada pembaca,” ungkapnya.
Sementara itu, ketua pelaksana kegiatan, Hayatin Nur Maghfiroh, mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan agar pengurus Hima PBSI FKIP Uhamka dapat menambah wawasan sehingga lebih totalitas, baik untuk diri sendiri maupun untuk organisasi. Mengenai materi jurnalistik, dia berharap selepas kegiatan, para peserta dapat membuat berita yang baik dan berkualitas.
“Dan dari materi yang diberikan mengenai pelatihan jurnalistik diharapkan peserta nantinya dapat membuat berita yang baik dan berkualitas. Kegiatan ini pun berjalan dengan baik, dilihat dari antusiasme dalam kehadiran maupun dalam keinisiatifan bertanya,” ujarnya.
Pelatihan yang diikuti 23 peserta ini berjalan dengan baik. Salah satu peserta, Syafika, mengungkapkan, kegiatan ini bermanfaat bagi pengurus Hima PBSI agar mengetahui teknik menulis straight news dengan mudah.
“Pengurus Hima PBSI menjadi paham tentang cara menulis berita yang baik dan benar. Ilmunya bisa dipakai dalam kegiatan akademik maupun nonakademik. Semoga ilmu yang disampaikan menjadi bekal di masa yang akan datang, amin,” ujar Syafika yang juga mahasiswa FKIP Uhamka.