Selasa 12 Apr 2022 21:16 WIB

Studi: Pola Makan Nabati Bantu Kurangi Risiko Diabetes Tipe 2

Lebih dari 90 persen kasus diabetes di dunia adalah tipe 2.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa konsumsi makanan nabati yang sehat seperti buah-buahan, sayur, kacang-kacangan, kopi, dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2.
Foto: Pixabay
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa konsumsi makanan nabati yang sehat seperti buah-buahan, sayur, kacang-kacangan, kopi, dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru menemukan bahwa konsumsi makanan nabati yang sehat seperti buah-buahan, sayur, kacang-kacangan, kopi, dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Diabetologia.

Para peneliti bertujuan untuk mengidentifikasi profil metabolit yang terkait dengan pola makan nabati, dan menyelidiki kemungkinan hubungan antara profil tersebut dan risiko pengembangan diabetes tipe 2. Metabolit sendiri merupakan intermediet dan produk dari metabolisme.

Baca Juga

Lebih dari 90 persen kasus diabetes adalah tipe 2, dan kondisi ini merupakan ancaman besar bagi kesehatan populasi dunia. Dilansir dari Times Now News, Selasa (12/4/2022), prevalensi global penyakit ini pada orang dewasa telah meningkat lebih dari tiga kali lipat dari 150 juta kasus pada tahun 2000 hingga mencapai 450 juta kasus pada tahun 2019. Para ahli juga memproyeksikan kasus terus meningkat menjadi sekitar 700 juta pada tahun 2045.

Epidemi diabetes terutama disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat, kelebihan berat badan atau obesitas, kecenderungan genetik, dan faktor gaya hidup lainnya seperti kurang olahraga. Pola makan nabati, terutama yang sehat yang kaya akan makanan berkualitas tinggi seperti biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran, telah dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena diabetes tetapi mekanisme yang mendasarinya belum sepenuhnya dipahami.

Tim melakukan analisis sampel plasma darah dan asupan makanan dari 10.684 peserta dari tiga kohort prospektif. Peserta didominasi kulit putih, berusia rata-rata 54 tahun, dengan indeks massa tubuh rata-rata 25,6 kg/m2. Peserta studi menyelesaikan kuesioner frekuensi makanan yang diberi skor sesuai dengan kepatuhan mereka terhadap tiga pola makan nabati: indeks diet berbasis tanaman keseluruhan (PDI), indeks berbasis tumbuhan yang sehat (hPDI), dan indeks diet berbasis tumbuhan yang tidak sehat (uPDI).

Indeks diet didasarkan pada asupan individu dari 18 kelompok makanan yaitu makanan nabati yang sehat (biji-bijian, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan teh/kopi); makanan nabati yang tidak sehat (biji-bijian olahan, jus buah, kentang, minuman manis, dan permen atau makanan penutup); serta makanan hewani (lemak hewani, susu, telur, ikan/makanan laut, daging, dan aneka makanan hewani).

Tim peneliti membedakan antara makanan nabati yang sehat dan tidak sehat menurut hubungannya dengan diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, kanker tertentu, dan kondisi lain, termasuk obesitas dan tekanan darah tinggi.

Setelah melewati uji sampel dan analisa skor indeks diet, peneliti menemukan korelasi antara profil metabolit, indeks diet, dan risiko diabetes tipe 2. Studi ini menemukan bahwa dibandingkan dengan peserta yang tidak mengembangkan diabetes tipe 2, mereka yang didiagnosis dengan penyakit selama masa tindak lanjut memiliki asupan makanan nabati yang sehat lebih rendah, serta skor yang lebih rendah untuk PDI dan hPDI.

Selain itu, mereka memiliki rata-rata BMI yang lebih tinggi dan lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol, menggunakan obat tekanan darah dan kolesterol, memiliki riwayat keluarga diabetes, dan kurang aktif secara fisik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement