Rabu 13 Apr 2022 07:22 WIB

Militer AS Konfirmasi Objek Antarbintang Pertama yang Datangi Bumi, Bukan Oumuamua

Oumuamua ditemukan 2017 mungkin bukan objek antarbintang pertama yang datangi Bumi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Bola api yang berkobar di langit Papua Nugini pada tahun 2014
Foto: Vadim Sadovski/Shutterstock via live science
Bola api yang berkobar di langit Papua Nugini pada tahun 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Benda langit bernama Oumuamua menjadi misteri selama beberapa tahun. Objek yang ditemukan pada 2017 ini disebut-sebut sebagai objek antarbintang pertama yang mendatangi Bumi.

Namun, mungkin ilmuwan keliru soal anggapan ini. Kini, militer Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi objek antarbintang lain yang lebih dulu ada. Objek itu adalah meteorit yang menabrak bumi pada 2014.

Baca Juga

Pada 2019, dua peneliti Harvard menyusun makalah tentang Oumuamua menyatakan, meteorit yang menabrak bumi pada 2014 adalah antarbintang atau interstellar.

“Kecepatannya yang tinggi menyiratkan kemungkinan asal dari bagian dalam sistem planet atau bintang di piringan tebal galaksi Bima Sakti,” kata mahasiswa Amir Siraj dan astronom veteran Avi Loeb.

Namun, tinjauan sejawat dan publikasi makalah tersebut telah ditunda karena militer AS telah mengklarifikasi sejumlah data yang diperlukan untuk mengonfirmasi perhitungan para ilmuwan.

Butuh beberapa tahun sampai proses tersebut membuahkan hasil. Sebuah catatan dari Komando Luar Angkasa AS kepada kepala sains Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) dibagikan melalui akun Twitter United States Space Command (USSC) pekan lalu setelah wakil komandan Letnan Jenderal John Shaw mengungkapkan keberadaannya di Simposium Luar Angkasa tahunan di Colorado.

“Kepala Ilmuwan Komando Operasi Luar Angkasa Dr Joel Mozer meninjau analisis data tambahan yang tersedia untuk Departemen Pertahanan terkait dengan temuan ini. Dr Mozer menegaskan perkiraan kecepatan yang dilaporkan ke NASA cukup akurat untuk menunjukkan lintasan antarbintang,” kata catatan itu, dilansir CNet, Rabu (13/4/2022).

Meteorit diperkirakan berukuran relatif kecil dan mungkin seukuran gelombang mikro. Ini berarti sebagian besar kemungkinan terbakar di atmosfer dan bagian yang tersisa jatuh di Samudra Pasifik. Objek ini sempat terlihat seperti bola api di langit Papua Nugini.

Namun, Siraj sedang mencari kemungkinan bagian yang tersisa di dasar laut dan menurut Loeb dapat menyimpan bukti kehidupan dari sistem bintang lain. “Meteor yang dilaporkan memasuki tata surya dengan kecepatan 60 km/s,134.216 mph. Dalam kecepatan ini memungkinkan objek membawa bukti kehidupan dari planet induknya," kata Loeb pada tahun 2019.

Sejak itu, Loeb telah menjadi semacam tokoh kontroversial di kalangan ilmuwan sains karena berpendapat penjelasan paling sederhana untuk asal usul Oumuamua adalah itu diciptakan oleh kecerdasan luar angkasa. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement