REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Nuklir merupakan sumber energi yang masih kontroversial. Namun kini reaktor baru sedang dibangun dalam jumlah yang mengejutkan dan ini akan memberikan bagian terbesar kedua dari energi bebas karbon dunia. Nuklir juga merupakan industri yang mengalami perubahan cepat seiring dengan hadirnya teknologi baru.
Seperti apa tenaga nuklir dalam beberapa dekade mendatang? Saat ini, industri nuklir berada di Generasi III atau III+. Generasi pertama ditandai dengan reaktor prototipe dari akhir 1940-an, 50-an, dan awal 60-an. Generasi kedua ditandai oleh reaktor air ringan komersial pertama dari pertengahan 1960-an hingga pertengahan 1990-an.
Generasi ketiga juga merupakan reaktor air ringan, tetapi mencakup teknologi baru seperti bahan bakar yang lebih andal, sistem pendingin pasif, dan teras reaktor yang kurang rentan terhadap kegagalan. Generasi II+ yang akan dibangun hingga tahun 2030-an merupakan reaktor terbaru dan merupakan desain Generasi III dengan penyempurnaan tambahan.
Apa yang akan datang selanjutnya adalah Generasi IV. Teknologi generasi ini jauh lebih maju dan beragam yang bertujuan untuk membuat pembangkit nuklir tidak hanya jauh lebih aman dengan menggabungkan teknologi reaktor baru, serta material baru dan teknik manufaktur baru.
Dilansir dari New Atlas, Selasa (19/4/2022), pada dasarnya, reaktor Gen IV ini dicirikan oleh pendinginnya, yang dapat berupa air, helium, logam cair, atau garam cair. Mereka juga dibedakan berdasarkan di mana dalam spektrum neutron mereka beroperasi.
Artinya, dalam spektrum neutron termal atau spektrum neutron cepat. Neutron cepat menyebabkan fisi dihasilkan oleh reaksi nuklir dan tidak diperlambat, sehingga reaktor beroperasi pada energi neutron yang sangat tinggi. Sedangkan pada neutron termal, reaktor menggunakan moderator untuk memperlambat reaksi, yang terjadi pada energi neutron yang lebih rendah.