Jumat 22 Apr 2022 01:55 WIB

Rawat Inap Anak Terinfeksi Covid-19 Meningkat, karena Belum Vaksinasi?

Kasus rawat inap anak karena Covid-19 meningkat signifikan berdasarkan laporan CDC.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Kasus rawat inap anak karena Covid-19 meningkat signifikan berdasarkan laporan CDC.
Foto: www.wikimedia.com
Kasus rawat inap anak karena Covid-19 meningkat signifikan berdasarkan laporan CDC.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Covid-19 anak yang membutuhkan layanan rawat inap di rumah sakit Amerika Serikat mengalami peningkatan yang signifikan di tengah meluasnya penyebaran Omicron. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa peningkatan kasus di kalangan anak yang belum vaksinasi mencapai dua kali lipat lebih besar dibandingkan sebelumnya.

Temuan ini didasarkan pada studi terbaru yang dilakukan oleh CDC dan dimulai sejak Maret 2020. Studi ini melibatkan hampir 1.500 anak berusia 5-11 tahun yang dirawat akibat Covid-19 di 14 negara bagian Amerika Serikat.

Baca Juga

Menurut data yang dilaporkan pada Selasa (19/4/2022), ada hampir 400 pasien Covid-19 anak yang dirawat di rumah sakit selama gelombang Omicron. Sebanyak 87 persen dari anak-anak tersebut belum divaksinasi. Tak ada kasus kematian yang ditemukan di antara seluruh kasus Covid-19 anak yang dirawat di rumah sakit.

Dari seluruh anak yang menjalani rawat inap di rumah sakit akibat Covid-19, sebanyak 30 persennya tidak memiliki komorbid yang dapat memperberat gejala. Sekitar satu dari lima anak yang dirawat memiliki kondisi yang membutuhkan perawatan di ICU.

"Banyaknya anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 selama beberapa bulan pertama kemunculan Omicron tidak divaksinasi," jelas CDC, seperti dilansir unitedpressinternational, Kamis (21/4/2022).

Studi juga menemukan bahwa tak ada satu pun pasien Covid-19 anak yang dirawat di rumah sakit selama gelombang Omicron dan sudah divaksinasi yang membutuhkan sokongan tingkat tinggi untuk bernapas. Sokongan tingkat tinggi yang dimaksud ini meliputi penggunaan oksigen hidung, bilevel positive airway pressure/continuous positive airway pressure, atau ventilator.

CDC mengatakan temuan dalam studi terbaru ini kembali menekankan pentingnya vaksinasi pada anak di masa pandemi Covid-19. Temuan ini juga menyoroti pentingnya selalu mengikuti perkembangan terbaru mengenai vaksinasi.

Omicron merupakan varian SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada penghujung November. Dalam waktu singkat, yaitu di Desember, Omicron sudah menjadi varian yang menyebar luas di Amerika Serikat dan mendorong terjadinya peningkatan kasus Covid-19 di berbagai wilayah.

Pada kelompok dewasa, tingkat perawatan di rumah sakit akibat varian Omicron cenderung lebih rendah dibandingkan varian Delta. Akan tetapi, studi terbaru dari CDC ini menunjukkan kondisi yang berbeda pada kelompok anak.

Baca juga : Pemerintah Diminta Segera Berikan Vaksin Halal Sesuai Perintah MA

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement