REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya hidup lebih berkelanjutan (sustainability) dianggap semakin menjadi tuntutan di tengah krisis lingkungan saat ini. Jika hal ini dijalankan, tentunya akan berkontribusi, tidak hanya bagi kesehatan tubuh, tetapi juga untuk planet bumi.
Menurut US Environmental Protection Agency (EPA), rata-rata orang Amerika menghasilkan sekitar 4,5 pon atau 2 kg sampah setiap harinya. Hari Bumi yang diperingati setiap 22 April bertujuan mengajak orang agar semakin sadar dalam mengambil tindakan pemulihan bagi bumi.
Manfaat gaya hidup berkelanjutan tentu tidak hanya bisa dirasakan saat ini, melainkan bagi anak dan cucu di masa depan. Salah satu upaya untuk membuat perbedaan dalam menyelamatkan bumi, bisa dimulai dari pilihan makanan.
Dilansir dari Newsy, Ahad (24/4/2022), Aktivis lingkungan Rob Greenfield, menyarankan untuk membeli sumber makanan dari pasar petani, toko lokal. Bahkan, sebisa mungkin menanam sayur dan buah sendiri di lahan yang dimiliki.
Buang plastik dan bawa tas belanja yang dapat digunakan kembali. Menggunakan piring dan peralatan yang dapat digunakan kembali, selalu merupakan pendekatan yang bagus.
Cara-cara seperti ini telah digaungkan berkali-kali. Gaya hidup berkelanjutan, juga termasuk mematikan air saat tidak menggunakannya lagi, mengganti peralatan dan toilet ke aliran rendah, mengurangi penggunaan pemanas maupun pendingin udara, serta mengurangi pemakaian kendaraan bertenaga bahan bakar fosil.
“Itu semua menjadi cara yang bagus untuk hidup berkelanjutan,” kata Greenfield.
Greenfield telah mendedikasikan hidupnya dengan menjalankan gaya hidup berkelanjutan. Dia mengakui bahwa dulunya juga menjalani apa yang kerap disebut "gaya hidup khas Amerika". Namun, dia kemudian terinspirasi untuk mengubah hidupnya secara drastis. Sekarang, dia ingin menginspirasi orang lain untuk menjalani gaya hidup lebih berkelanjutan dan meminta masyarakat semakin menyadari terkait masalah sampah.