REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Modest wear atau busana santun di Indonesia terus berkembang dan menelurkan koleksi-koleksi yang beragam. Ini dinilai sebagai hal positif karena bisa memberi berbagai alternatif busana bagi pecinta mode di Indonesia.
Tuty Adib, desainer yang telah bergelut di industri modest wear sejak tahun 2000, menyambut baik perkembangan modest wear yang terus meroket. Namun bagaimanapun, menurut Tuty, setiap desainer modest wear harus bisa merancang busana yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
"Karena sebetulnya kan modest wear itu lekat dengan busana muslim, jadi kita punya tanggung jawab dengan kaidah busana muslim," kata Tuty dalam talkshow Ramadhan Runway di Kota Kasablanka, akhir pekan lalu.
Tuty merinci tiga kaidah yang harus dijadikan rule bagi setiap desainer modest wear. Pertama, busana yang dirancang tidak boleh tembus pandang, dan jika bahan yang digunakan tipis maka harus dilayer.
Kedua, busana yamg dirancang harus sopan dan tidak menonjolkan lekuk badan. Lalu ketiga, busana yang dirancang untuk perempuan tidak boleh menunjukkan unsur kelaki-lakian.
"Kaidah itu yang saya kira harus diperhatikan oleh setiap desainer baru yang ingin terjun di industri modest wear," jelas Tuty.
Lebih lanjut menurut Tuty, sebaiknya motif-motif busana modest wear harus bernuansa anggun, cantik dan manis untuk perempuan. "Tidak boleh yang serem-serem motifnya, saya kira seperti itu," jelas Tuty.
Tahun ini, Ramadhan Runway 2022 memasuki agenda tahun kesepuluh dan digelar sejak 13 April hingga 8 Mei di area Grand Atrium Kota Kasablanka. Acara yang diinisiasi Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dan Mal Kota Kasablanka ini juga menghadirkan 10 capsule collection dari 10 desainer dan lebih dari 80 brand modest fashion yang cocok dikenakan di Hari Raya.