REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Toyota Motor Thailand pada Jumat (29/4/2022) menandatangani perjanjian dengan Thailand mengenai insentif untuk mempromosikan penggunaan kendaraan listrik. Kesepakatan serupa juga telah ditandatangani oleh produsen mobil China Great Wall Motor dan SAIC-CP Motor.
Insentif tersebut termasuk keringanan pajak dan subsidi untuk membantu membuat kendaraan listrik menjadi lebih murah. Demikian kata Kementerian Keuangan Thailand dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters, Jumat.
Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpittayapaisith mengatakan bahwa setelah penandatanganan kesepakatan, hal itu akan menjadi lompatan besar untuk penggunaan kendaraan listrik di Thailand. Pasalnya, konsumen sedang menunggu produsen mobil raksasa untuk bergabung dengan skema tersebut.
"Setidaknya lima produsen mobil diharapkan dapat bergabung dengan skema tahun ini," imbuhnya.
Toyota sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan model kendaraan listrik bZ4X di Thailand akhir tahun ini. Demikian kata Presiden Toyota Motor Thailand Noriaki Yamashita. Sementara itu, Federasi Industri Thailand mengatakan ada sekitar 260 ribu kendaraan listrik yang saat ini terdaftar di Thailand dan Kementerian Keuangan memperkirakan sekitar 20 ribu unit akan terjual tahun ini.
Pada 2030, pemerintah menargetkan dapat memproduksi 725 ribu unit kendaraan listrik per tahun. "Thailand akan terus memperkenalkan langkah-langkah untuk mendukung kendaraan listrik agar dapat mempertahan status sebagai basis produksi mobil terbesar di Asia Tenggara dan ke-11 di dunia," kata Arkhom.