Jumat 29 Apr 2022 22:21 WIB

Pengguna Telegram Kini Dapat Kirim Kripto Lewat Bot

Peluncuran awal bot dompet memungkinkan pengguna menerima Toncoin.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
 Sebuah ilustrasi foto menunjukkan logo aplikasi perpesanan media sosial Whatsapp (kiri), Signal dan Telegram.
Foto: EPA-EFE/IAN LANGSDON
Sebuah ilustrasi foto menunjukkan logo aplikasi perpesanan media sosial Whatsapp (kiri), Signal dan Telegram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Blockchain yang terdesentralisasi Telegram Open Network (TON) mengumumkan pada pekan ini, mereka akan menambahkan bot yang memungkinkan lebih dari 550 juta pengguna dapat mengirim cryptocurrency ke pengguna lain melalui obrolan. Peluncuran awal bot “dompet” akan memungkinkan pengiriman dan penerimaan Toncoin.

Menurut keterangan pengembang, Toncoin akan bebas dari biaya transaksi. Terkait dengan urusan kripto, Telegram memang memiliki rekam jejak panjang.

Baca Juga

Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC)  pada Oktober 2019 lalu mengajukan keluhan terhadap Telegram setelah perusahaan mengumpulkan 1,7 miliar dolar AS melalui penjualan token pribadi. SEC menuduh token Gram adalah sekuritas yang tidak terdaftar. Sebagai bagian dari penyelesaian Juni 2020, Telegram setuju untuk mengembalikan 1,224 miliar dolar AS kepada investor.

Dalam prosesnya, Telegram menyerahkan kendali TON dan Toncoin yang sekarang menjadi cryptocurrency terbesar ke-205 menurut CoinMarketCap.com dengan nilai 2,83 miliar dolar AS kepada komunitas The Open Network, komunitas open source yang didedikasikan untuk mengembangkan Toncoin dan blockchain terkait.

Menurut The Open Network, mereka yang ingin mengirim Toncoin melalui bot “dompet” baru yang diklaim telah digunakan lebih dari 800 ribu akun di Telegram sejak diaktifkan awal pekan ini, perlu menginstal versi terbaru aplikasi Telegram.

Dikutip Decrypt, Jumat (29/4/2022), Telegram memungkinkan pengguna membuat bot untuk mengotomatiskan aktivitas di platform. Meskipun Telegram mengizinkan bot “dompet,” tidak berarti perusahaan mendukungnya.

Alat serupa dibuat pada tahun 2019 oleh Lightning Labs, sebuah grup yang berkembang di Bitcoin Lightning Network. Dijuluki Lightning Torch, pengguna dapat mengirim sejumlah kecil Bitcoin yang dikenal sebagai satoshi melalui Twitter. Pada September 2021, Twitter menjadikan tip dalam Bitcoin melalui Lightning Network sebagai bagian dari platformnya.

TON berharap penyederhanaan proses transaksi cryptocurrenci akan memungkinkan adopsi yang lebih besar di dunia. “Ini akan membantu untuk menambahkan solusi pembayaran blockchain ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” kata juru bicara TON dalam siaran pers.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement