Senin 09 May 2022 23:32 WIB

Lupa Melakukan Ini di Malam Hari Bisa Picu Mimpi Buruk

Perbaiki rutinitas malam hari bisa terhindar dari mimpi buruk.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Perbaiki rutinitas malam hari bisa terhindar dari mimpi buruk.
Foto: pxhere
Perbaiki rutinitas malam hari bisa terhindar dari mimpi buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperbaiki rutinitas sebelum tidur di malam hari dapat menghindarkan mimpi buruk dan sejumlah masalah kesehatan. Ada banyak alasan yang mungkin memicu mimpi buruk, seperti menyantap makanan berat sebelum tidur atau mengonsumsi obat tertentu.

Bisa juga gara-gara film horor yang ditonton sebelum terlelap. Apa pun penyebabnya, mimpi buruk tentunya tidak menyenangkan. Seseorang dapat bangun mendadak karena kaget atau takut, dengan jantung berdebar dan perut yang berputar, atau tubuh bersimbah keringat dingin.

Baca Juga

Psikolog klinis Ryan C Warner memberi kabar baik, yakni ada sesuatu yang dapat dilakukan di malam hari jika ingin mengalami mimpi yang lebih manis. Dia menjelaskan bahwa mimpi terkait dengan siklus tidur sehingga langkah yang bisa dilakukan berhubungan dengan itu.

Ketika manusia tidur, otak melewati beberapa siklus tidur yang terdiri dari empat tahap. Warner menyampaikan, tiga tahap pertama masuk ke dalam kategori tidur non-REM (NREM). Selama tahap pertama dan kedua, seseorang mulai terlelap dan tubuh menjadi rileks. 

Suhu tubuh, aktivitas otak, detak jantung, dan respirasi melambat. Saat memasuki tidur di tahap tiga, otot terus bersantai dan aktivitas otak semakin melambat. Selanjutnya adalah tahap empat, ketika gerakan mata cepat (REM) terjadi.

Rangkaian itu adalah tidur malam yang normal, kecuali jika seseorang belum cukup tidur. Jika seseorang kekurangan tidur, itu bisa membuang siklus tidur di malam hari dan berpotensi menyebabkan mimpi buruk. Begitu pula saat tahapan tidur REM. "Di sinilah mimpi dan mimpi buruk cenderung terjadi, disebabkan oleh aktivitas otak yang cepat," ujar Warner.

Ahli kesehatan di perusahaan kinerja kesehatan 1and1 Life itu menjelaskan tahap REM penting karena merangsang area otak yang membantu belajar dan memori jangka panjang. Pada dasarnya, waktu tidur yang tidak memadai atau "perampasan" tidur bisa pula menyebabkan masalah kesehatan. 

The Sleep Foundation mengatakan bahwa orang dewasa antara usia 18 dan 64 tahun idealnya tidur selama tujuh hingga sembilan jam per malam. Lansia di atas 65 tahun disarankan tidur tujuh hingga delapan jam. Faktanya, 35,2 persen orang dewasa di Amerika Serikat hanya tidur kurang dari tujuh jam per malam.

Perampasan waktu tidur dapat memiliki efek jangka panjang pada kesehatan. Warner menyebutkan beberapa imbasnya yaitu masalah memori, melemahnya sistem kekebalan tubuh, penyakit jantung, depresi, kecemasan, serta membuat seseorang lebih rentan mengalami kecelakaan.

Hanya satu malam kurang tidur dapat memiliki efek negatif pada sejumlah aspek kesehatan, mengimbas suasana hati, gairah seks, dan ambang rasa sakit. Karena itu, rutinitas tidur yang sehat sangat penting untuk menghindari mimpi buruk.

Ada banyak penyesuaian gaya hidup yang dapat dibuat jika Anda tidak cukup tidur. Bisa dengan menetapkan waktu tidur dan waktu bangun secara teratur, bersantai sebelum tidur dengan membaca buku atau mandi, menjauh dari layar di malam hari, dan berpantang dari makanan tertentu.

Kesulitan tidur atau insomnia bisa dialami karena faktor-faktor seperti stres, kebiasaan makan, atau efek dari long Covid. Penyedia layanan kesehatan mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik seperti tes darah dan meminta pasien memberi tahu kebiasaan tidurnya.

Seseorang yang meminum obat resep gangguan tidur atau mengonsumsi suplemen berlebihan perlu waspada juga sebab suplemen melatonin bisa memperburuk mimpu buruk. Sebagai alternatif, berkonsultasilah dengan dokter mengenai kemungkinan terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I), dikutip dari laman Best Life Online, Senin (9/5/2022).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement