REPUBLIKA.CO.ID, BRISTOL – Mahasiswa PhD dari University of Bristol, Inggris, Zeke Steer, menemukan alat yang dapat membantu para penderita demensia. Alat tersebut berupa kaus kaki pintar yang bisa mendeteksi saat penderita demensia dan autisme dalam kesulitan.
Steer melakukan ini setelah melihat nenek buyutnya menderita demensia. Kaus kaki yang dapat melacak detak jantung, tingkat keringat dan gerakan, memungkinkan perawat dapat segera bertindak sebelum kejadian buruk terjadi. Steer bekerja di Laboratorium Robotika Bristol untuk menemukan solusi dan mengembangkan aplikasi ponsel.
“Kaki sebenarnya adalah tempat yang bagus untuk mengumpulkan data tentang stres dan kaus kaki adalah pakaian yang biasa dipakai orang setiap hari,” kata Steer.
Kaus kaki yang diciptakan Steer terlihat seperti kaus kaki biasa. Kaus kaki itu tidak perlu diganti dan dapat dicuci dengan mesin.
Nantinya, kaus kaki memberikan aliran data yang stabil kepada perawat yang dapat diakses melalui aplikasi. “Ini sangat membantu, tidak hanya mereka yang menderita demensia dan autisme, tetapi juga para pengasuh mereka,” ujarnya.
Steer bekerja sebagai insinyur perangkat lunak di industri pertahanan ketika nenek buyutnya, Kath mulai menunjukkan efek buruk demensia. Steer mengatakan Kath menjadi gelisah dan agresif. Kemudian dia memutuskan untuk menyelidiki bagaimana teknologi dapat digunakan untuk membantu neneknya.
Selama penelitian, dia menjadi sukarelawan di rumah perawatan demensia yang dioperasikan oleh St Monica Trust. Manajer Rumah Perawatan Garden House, Fran Ashby, mengaku telah melihat semangat Steer sejak hari pertama bekerja dengannya.
“Kaus kaki pintar dapat membantu orang yang hidup dengan demensia untuk mempertahankan martabat mereka dan memiliki hasil kualitas yang lebih baik untuk kehidupan sehari-hari mereka," kata Ashby.
Dilansir BBC, Kamis (12/5/2022), pada Februari 2020, Steer meluncurkan bisnisnya, Milbotix. Alzheimer\s Society yang membantu mendanai pengembangan kaus kaki mengatakan akan ada 1,6 juta orang dengan demensia di Inggris pada tahun 2040.
Inovator senior di badan amal tersebut Natasha Howard-Murray mengatakan sebagian orang dengan demensia mungkin menunjukkan perilaku seperti agresi, lekas marah, dan penolakan terhadap perawatan. “Teknologi inovatif ini merupakan cara yang mudah diakses bagi staf untuk memantau kesusahan dan agitasi dengan lebih baik,” ucap dia.
Milbotix saat ini sedang menguji kaus kaki tersebut dan mengembangkan teknologi sebelum dijual tahun depan.