REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbaikan pola makan tampak dapat membantu pria muda meredakan gejala depresi. Jenis pengaturan pola makan yang direkomendasikan adalah diet Mediterania.
Manfaat diet Mediterania dalam meredakan gejala depresi ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada The American Journal of Clinical Nutrition. Studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Technology Sydney ini melibatkan 72 pria berusia 18-25 tahun sebagai partisipan.
Dalam studi yang berlangsung selama 12 pekan ini, sebagian partisipan diminta untuk menjalani diet Mediterania. Diet ini merupakan pengaturan pola makan yang didominasi oleh buah, sayur, kacang polong dan kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, minyak zaitun, dan sedikit daging serta produk susu.
Sebagian lainnya yang merupakan kelompok kontrol diberikan terapi pertemanan, di mana mereka diberikan dukungan sosial. Penilaian terhadap para partisipan dilakukan pada awal studi, pekan keenam, dan pekan ke-12.
Hasil studi menunjukkan bahwa kelompok yang menerapkan diet Mediterania mendapatkan skor yang secara signifikan lebih tinggi pada pengukuran kualitas hidup dan pada Beck Depression Inventory Scale.
Tim peneliti menilai temuan dalam studi ini dapat menjadi pertimbangan bagi pasien dan psikolog untuk memberikan rekomendasi kepada pasien pria muda yang depresi. Misalnya, memberikan saran kepada pasien untuk menemui ahli gizi dan memperbaiki pola makan sambil menjalani terapi untuk depresi mereka.
Ketua tim peneliti Jessica Bayes mengatakan kelompok yang menerapkan diet Mediterania cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan segar. Mereka juga lebih sedikit mengonsumsi makanan cepat saji, gula, atau daging olahan.
"Ada banyak alasan mengapa secara ilmiah kami berpikir makanan dapat mempengaruhi suasana hati," jelas Bayes, seperti dilansir WebMD, Kamis (12/5/2022).
Salah satu alasannya, sekitar 90 persen serotonin dibuat di dalam usus oleh mikroba usus. Serotonin, lanjut Bayes, adalah zat kimia di dalam tubuh yang membantu seseorang untuk merasa bahagia.
"Ada bukti yang menyatakan bahwa mikroba-mikroba ini bisa berkomunikasi dengan otak lewat saraf vagus, melalui sesuatu yang disebut axis usus-otak," lanjut Bayes.
Agar bisa memiliki mikroba yang bermanfaat, mikroba tersebut perlu mendapatkan makanan yang mencukupi. Makanan untuk mikroba tersebut adalah serat.
"Yang ditemukan dalam legum, buah, dan sayur," jelas Bayes.
Bayes mengatakan hampir semua partisipan menyatakan bahwa mereka akan meneruskan diet Mediterania setelah menyelesaikan studi.
Diet Mediterania diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Sebagian dari manfaat diet Mediterania adalah dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, penyakit Alzheimer, strok, dan masalah kesehatan lain.