REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Dr Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah membuat roadmap terukur transisi persiapan Indonesia dari fase Pandemi menuju endemi. Roadmap terukur transisi ini perlu mulai disiapkan seiring dengan melandainya kasus dan dimulainya beberapa pelonggaran aktivitas masyarakat termasuk mudik tahun 2022.
Kurniasih mengatakan, ada harapan besar publik agar Pandemi di Indonesia bisa segera berakhir. Menurutnya, harapan besar ini harus ditangkap dengan fase yang jelas dan terukur sampai nanti WHO menetapkan Pandemi Covid-19 menjadi endemi.
"Wewenang menetapkan status Pandemi menjadi endemi memang mengacu ke WHO. Tapi jalan menuju ke sana harus dipersiapkan dengan roadmap dan terukur. Harus terukur dengan indikator yang jelas pada setiap fase agar mudah dilakukan evaluasi dan publik juga bersiap dengan kebijakan per fase menuju endemi," kata Kurniasih dalam keterangannya, Kamis (12/5/2022).
Kurniasih menyebut saat ini sudah dilakukan beberapa pelonggaran bagi aktivitas masyarakat meski dengan penuh kewaspadaan. Hal yang penting, lanjut dia, terutama
kelonggaran pada sektor-sektor ekonomi yang menyangkut masyarakat banyak.
"Longgarkan syarat perjalanan pada daerah dengan cakupan vaksinasi tinggi dan positif aktif sangat rendah. Berikan stimulus kepada UMKM yang terdampak pandemi agar proses recovery berlangsung lebih cepat," ujar Kurniasih.
Hal-hal tersebut menurut Kurniasih bisa masuk dalam parameter dari setiap fase sebelum menuju ke endemi. Termasuk yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah capaian vaksin booster.
"Salah satu perlunya indikator juga terkait target waktu. Meski wewenang ada di WHO, tapi kita bisa menargetkan waktu kapan menuju siap memasuki fase endemi. Timeline waktu penting karena berkaitan dengan program dan juga anggaran. Jadi targetnya apa indikator dan target waktu di setiap fase. Bisa dibuat misal fase Pandemi terkendali, fase pra endemi baru memasuki fase endemi," ucap Kurniasih.
Kurniasih juga mengingatkan jika fase endemi bukan berarti penyakit Covid-19 tersebut hilang, tapi lebih terkendali. Sebab itu, publik harus tetap meneruskan kebiasaan baik dalam menjaga diri selama Pandemi.
"Yang baik tentu harus kita teruskan bahkan dijadikan gaya hidup. Endemi bukan berarti penyakitnya hilang. Tapi tetap kita waspadai. Malaria misalnya. Penyakitnya masih ada di wilayah tertentu, sehingga perlu persiapan jika memasuki wilayah endemi Malaria. Begitu juga Covid-19. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus jadi lifestyle baru masyarakat menuju fase endemi," jelas Kurniasih.