REPUBLIKA.CO.ID, MINNESOTA -- Proyek Event Horizon Telescope (EHT) yang terkenal karena mengambil gambar lubang hitam pertama pada 2019, telah melakukannya lagi. Kali ini EHT menangkap gambar lubang hitam (black hole) di dalam galaksi kita sendiri.
Ilmuwan yang tergabung dalam kolaborasi EHT merilis gambar lubang hitam supermasif besar di pusat Bima Sakti, yang disebut Sagitarius A* atau Sgr A*. Lubang hitam monster ini memiliki massa 4,3 juta kali massa matahari-meskipun itu membuatnya jauh lebih kecil daripada lubang hitam yang sebelumnya dicitrakan di jantung Messier 87, yang hampir tidak dapat dipahami 2,4 miliar kali massa matahari.
Mencitrakan lubang hitam bukanlah tugas yang mudah. Sebab, benda-benda ini sangat padat sehingga mereka menyerap apa pun yang datang di dekat mereka, bahkan cahaya. Tapi itu tidak berarti bahwa mereka tidak terlihat, karena gas yang mendekati mereka tetapi belum terhisap ke dalamnya bersinar terang.
Gas bercahaya inilah yang dicari oleh para astronom EHT, yang membentuk cincin dengan wilayah bayangan gelap yang khas di tengahnya yang mewakili lubang hitam itu sendiri.
"Kami tercengang dengan seberapa baik ukuran cincin itu sesuai dengan prediksi dari Teori Relativitas Umum Einstein,” kata Ilmuwan Proyek EHT Geoffrey Bower dari Institut Astronomi dan Astrofisika, Academia Sinica, Taipei, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Digital Trends, Kamis (12/5/2022).
“Pengamatan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini telah sangat meningkatkan pemahaman kita tentang apa yang terjadi di pusat galaksi kita, dan menawarkan wawasan baru tentang bagaimana lubang hitam raksasa ini berinteraksi dengan lingkungan mereka,” ujarnya.
Pencitraan lubang hitam ini membutuhkan kerja sama internasional. Sebab, proyek EHT menyatukan para astronom dan teleskop dari seluruh planet.
Untuk memotret Sagitarius A*, yang terletak 27.000 tahun cahaya dari Bumi, proyek EHT menggunakan data dari delapan observatorium radio di seluruh dunia untuk membuat teleskop virtual raksasa yang ukurannya setara dengan seluruh planet. Itu adalah kekuatan teleskop virtual yang mengumpulkan data di beberapa malam yang mampu menciptakan gambar yang terlihat di atas.
Meskipun Sagitarius A* jauh lebih dekat ke Bumi daripada Messier 87, pencitraan itu jauh lebih sulit karena ukuran Sagitarius A* yang lebih kecil, dengan gas di sekitarnya menyelesaikan orbit lebih cepat. Itu berarti gas bergerak dan berubah ketika para astronom mencoba mengamatinya, jadi mereka harus mengembangkan perangkat lunak baru untuk memungkinkan hal ini. Proyek ini secara keseluruhan memakan waktu lebih dari lima tahun dan pekerjaan lebih dari 300 peneliti dari 80 institusi berbeda.
Hasilnya adalah citra yang luar biasa ini, yang merupakan demonstrasi menakjubkan dari nilai ilmu kolaboratif dalam mencapai apa yang sebelumnya dianggap mustahil. Penemuan ini telah dipuji oleh anggota komunitas luar angkasa di seluruh dunia, termasuk Administrator NASA Bill Nelson.
“Event Horizon Telescope telah menangkap gambar luar biasa lainnya, kali ini lubang hitam raksasa di pusat galaksi rumah kita sendiri,” kata Nelson dalam sebuah pernyataan melalui email.
“Melihat lebih komprehensif lubang hitam ini akan membantu kita mempelajari lebih lanjut tentang efek kosmiknya terhadap lingkungannya, dan menunjukkan kolaborasi internasional yang akan membawa kita ke masa depan dan mengungkap penemuan yang tidak pernah kita bayangkan,” ujarnya.