Sabtu 14 May 2022 02:10 WIB

Pakar Tetap Sarankan Waspada Gejala Pernapasan Covid-19

Pakar sarankan waspada gejala pernapasan Covid-19 batuk hingga sesak.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Nora Azizah
Pakar sarankan waspada gejala pernapasan Covid-19 batuk hingga sesak.
Foto: www.freepik.com.
Pakar sarankan waspada gejala pernapasan Covid-19 batuk hingga sesak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Medis di Pusat Penyakit Menular Vancouver (VIDC), Kanada, dr Brian Conway mengingatkan agar masyarakat harus terus mewaspadai gejala pernapasan akibat Covid-19. Sebab, menurut dia, gejala itu tetap ada hingga saat ini.

“Hal itu tetap penyakit pernapasan, batuk, sesak napas dan komponen virusnya, sakit kepala, nyeri otot, dan lain sebagainya. Itu tetap ada,” kata Conway dikutip dari Vancouver Is Awesome, Sabtu (14/5/2022).

Baca Juga

Namun, asisten profesor di Departemen Farmakologi dan Terapi Universitas British Columbia itu menjelaskan, dokter mencatat bahwa orang yang telah divaksinansi Covid-19, kemungkinan memiliki gejala cukup ringan. Misalnya, tenggorokan gatal, batuk ringan, dan bersin-bersin.

“Jadi saya pikir apa yang harus kita lakukan adalah jika Anda memiliki sejumlah gejala setiap saat, maka lakukan tes pemeriksaan, mengingat saat ini sudah banyak tersedia layanan tes cepat,” ujarnya.

Dilansir dari Vancouver Is Awesome, pada awal pandemi virus corona terjadi, pihak kesehatan masyarakat setempat memberi tahu warga British Columbia, Kanada bahwa gejala umum dari virus tersebut adalah hilangnya indera pengecap maupun penciuman. Namun, saat ini, jauh lebih sedikit warga yang melaporkan gejala itu.

Sebaliknya, lebih banyak orang yang melaporkan gejala gastrointestinal, yakni sakit perut dan mual. “Jadi saya merekomendasikan kepada seseorang yang mual untuk melakukan tes Covid,” jelas Conway, mencatat bahwa banyak orang yang dites dan hasilnya positif Covid-19 merasa baik-baik saja, selain sakit perut.

Meski demikian, Conway tidak dapat memastikan, apakah gejala pada varian Omicron berbeda atau tampak berbeda karena persentase populasi yang divaksinasi begitu tinggi. Selain itu, ada beberapa varian strain Omicron yang beredar di seluruh populasi.

Dia menuturkan, dengan meluasnya ketersediaan tes cepat di British Columbia, masyarakat harus menguji diri sendiri, jika mereka merasa memiliki gejala virus. Tetapi Conway menekankan, siapapun yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah harus segera mencari pertolongan medis.

"Jadi jika Anda berusia di atas 60 tahun, jika Anda memiliki beberapa penyakit lain atau jika Anda penderita diabetes, maka saya akan mencari perhatian karena ada pengobatan yang disebut Paxlovid," katanya. 

“Jadi, jika Anda meminumnya dua kali sehari selama lima hari, itu akan mengurangi tingkat rawat inap secara signifikan.Tapi harus diminum dalam lima hari pertama sakit. Jadi agak terburu-buru,” imbuhnya.

Sementara itu, dia menyebut, untuk orang yang tidak berisiko tinggi sakit parah dan menunjukkan gejala ringan, hasil positif pada tes cepat adalah tanda bahaya. Di sisi lain, hasil negatif tidak selalu menunjukkan bahwa Anda bebas Covid-19 — tes ini mungkin dilakukan terlalu dini atau mungkin memberikan hasil negatif palsu. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement