Penyakit kulit secara umum memanglah bukan masalah kesehatan yang berbahaya dan jarang mengancam nyawa penderitanya. Meski begitu, penyakit tersebut perlu ditangani dengan cara dan menggunakan pengobatan yang tepat agar bisa lekas sembuh dan tak menimbulkan gejala yang mengganggu. Selain itu, jenis penyakit ini juga sering kali mudah menular sehingga penanganannya harus bisa segera dilakukan.
Salah satu jenis penyakit kulit yang sering menyerang manusia adalah infeksi jamur, seperti kurap atau tinea, panu, kutu air, atau kandidiasis. Untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut, biasanya penderitanya disarankan untuk menggunakan obat anti jamur, seperti miconazole.
Lalu, seperti apa sebenarnya obat anti jamur miconazole itu? Juga, bagaimana deskripsi obat, cara kerja, dosis pemakaian, interaksi yang mungkin timbul, hingga efek samping serta bahayanya? Agar lebih memahami secara tepat, simak penjelasannya berikut ini.
Baca juga: Mengenal Penyakit Kurap, Infeksi Jamur Kulit yang Menular Melalui Kontak Fisik
Apa Itu Miconazole?
Obat Miconazole
Miconazole adalah jenis obat anti jamur yang umumnya digunakan untuk meredakan masalah infeksi jamur di kulit. Beberapa contoh penyakit kulit yang bisa diatasi oleh obat ini adalah tinea atau kurap, kutu air, candidiasis, dan panu. Tidak hanya itu, obat ini uga bermanfaat untuk mengatasi infeksi jamur pada kuku, mulut, maupun vagina.
Cara kerja dari obat ini adalah merusak struktur dari membran sel jamur. Dengan begitu, membran sel jamur tak dapat berfungsi dan memicu kehilangan kalium serta senyawa penting lain pada sel jamur untuk menghentikan pertumbuhannya. Obat ini efektif menghentikan beragam jenis jamur, seperti Candida spp., Epidermophyton spp., Pityrosporon orbiculare, Microsporum spp., dan Trycophyton spp.
Deskripsi Obat Miconazole
Obat Miconazole
Miconazole termasuk sebagai obat dari golongan anti jamur dan dikategorikan sebagai obat bebas sekaligus obat resep. Manfaat dari obat ini adalah untuk mengatasi infeksi jamur di kulit, kuku, mulut, maupun vagina dan dapat digunakan oleh orang dewasa atau anak-anak usia di atas 2 tahun.
Pada ibu hamil atau menyusui, obat ini termasuk ke dalam kategori C karena memperlihatkan efek samping pada janin, walaupun masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui studi lebih lanjut pada manusia. Obat ini juga masih belum diketahui bisa terserap pada ASI atau tidak. Oleh karena itu, obat inihanya boleh dikonsumsi oleh ibu hamil atau menyusui apabila manfaat yang diberikan lebih besar ketimbang risiko dan harus berdasarkan anjuran dari dokter.
Ada beberapa bentuk obat miconazole, antara lain salep, gel, krim, tablet, pessary, dan bedak. Contoh merek dagangnya adalah Altadis, Daktarin, Benoson M, Daktazol, Fungares, Funtas, Kalpanax, Kanesol, dan sebagainya.
Hal yang Wajib Diperhatikan saat Menggunakan Miconazole
Sebelum menggunakan obat ini, terdapat beberapa peringatan yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut.
- Jangan memakai obat ini jika mempunyai alergi terhadap obat anti jamur golongan azole lain, seperti clotrimazole, itraconazole, econazole, atau ketoconazole.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada ibu hamil, ibu menyusui, atau seseorang yang sedang merencanakan kehamilan.
- Hubungi dokter jika sedang menderita nyeri perut atau demam, diabetes, keputihan berbau, dan HIV/AIDS saat akan memakai obat ini di bagian vagina.
- Hindari penggunaan pada anak usia kurang dari 2 tahun sebab keamanan dan manfaatnya masih belum dapat dipastikan.
- Informasikan pada dokter terkait penggunaan obat lain, termasuk suplemen dan obat herbal.
- Segera periksakan diri pada dokter jika muncul reaksi alergi atau overdosis pasca pemakaian.
Aturan Pakai dan Dosis Miconazole
Aturan pakai dan dosisnya ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan bentuk obatnya. Berikut adalah rincian aturan pakai dan dosis dari obat tersebut.
- Untuk penderita Candidiasis mulut, baik orang dewasa maupun anak-anak usia di atas 2 tahun, oleskan gel dengan kandungan miconazole 24 mg pada mulut sekitar 2,5 ml sebanyak 4 kali per hari dan lakukan selama seminggu penuh walaupun gejala sudah reda.
- Sementara untuk miconazole tablet isap, gunakan sebanyak 50 mg sehari sebagai dosis tunggal, 1 sampai 2 minggu.
- Pada penderita Candidiasis usus, gunakan gel dengan kandungan 20 mg miconazole di bagian mulut. Oleskan sekitar 5 mg per kgBB dan lakukan sebanyak 4 dosis, dengan dosis maksimal 40 mL sehari. Lakukan pengobatan ini paling tidak 1 minggu walaupun gejala sudah reda.
- Sedangkan untuk infeksi jamur kulit, seperti tinea pedis, panu, tinea cruris, candidiasis, atau tinea corporis, gunakan miconazole salep, bedak, atau krim. Pastikan kandungannya 2 persen miconazole. Oleskan obat tersebut pada kulit sebanyak 2 kali per hari selama 2 hingga 6 minggu.
- Untuk penderita infeksi jamur kuku, gunakan krim dengan kandungan 2 persen miconazole dan oleskan sebanyak 1 hingga 2 kali per hari selama sepuluh hari.
- Untuk mengatasi infeksi jamur di vagina, gunakan krim yang mengandung 2 persen miconazole dan oleskan sekali sehari saat akan tidur dalam jangka waktu 10 hingga 14 hari, maupun oleskan 2 kali per hari selama 7 hari.
Cara Tepat Menggunakan Miconazole
Cara Minum Miconazole
Selalu ikuti anjuran dan saran dokter saat akan menggunakan obat ini, serta baca informasi pada kemasan. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa konsultasi dengan dokter dan gunakan sesuai jangka waktu yang diberikan. Umumnya, obat ini tetap harus digunakan hingga jangka waktu tertentu walaupun gejala sudah mereda agar mencegah infeksi kembali terjadi.
Sebelum menggunakan obat ini, pastikan untuk mencuci dan mengeringkan kulit terlebih dulu agar infeksi tak menyebar ke area kulit yang lain. Pada penggunaan untuk vagina, penderita dianjurkan untuk memakai aplikator yang sudah disediakan dan mengikuti petunjuk penggunaan.
Sementara untuk jenis gel mulut, hindari minum atau makan paling tidak setengah jam pasca diaplikasikan. Tujuannya agar obat bisa memberi manfaat optimal. Demi mendapatkan hasil maksimal dan menghindari lupa, gunakan obat di waktu sama setiap hari.
Apabila melewatkan penggunaan obat ini, segera gunakan saat ingat apabila jeda dari jadwal pemakaian berikutnya tak terlalu dekat. Pastikan untuk menyimpan obat ini di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari panas, kondisi lembap, dan paparan cahaya matahari langsung. Letakkan pula di tempat yang sulit dijangkau oleh anak-anak ataupun hewan peliharaan.
Interaksi yang Timbul Akibat Pemakaian Miconazole Bersama Obat Lain
Selayaknya jenis obat lainnya, miconazole juga bisa menimbulkan interaksi saat digunakan bersama obat lain, seperti berikut.
- Meningkatkan risiko gangguan irama pada jantung saat digunakan dengan terfenadine atau cisapride.
- Meningkatkan efektivitas warfarin yang memicu efek samping, misalnya, perdarahan.
- Menurunkan efektivitas midazolam, triazolam, maupun obat kolesterol jenis statin.
- Meningkatkan risiko ergotisme saat digunakan bersama obat jenis ergot alkaloid.
- Meningkatkan risiko efek samping alprazolam, midazolam, docetaxel, cilostazol, ciclosporin, phenytoin, maupun antagonis kalsium.
- Meningkatkan kadar dari obat diabetes jenis sulfonylurea, seperti glibenclamide pada darah.
Efek Samping Miconazole
Efek Samping Miconazole
Efek samping umum pasca menggunakan miconazole cream, bedak, atau salep adalah biduran, hipopigmentasi, kulit melepuh, dermatitis kontak, dan iritasi pada saluran pernapasan. Pada jenis gel, efek samping yang mungkin terjadi adalah perubahan rasa pada lidah, sakit kepala, mulut kering, diare, mual, dan nyeri pada ulu hati.
Sedangkan, pada jenis pessary, efek sampingnya meliputi sensasi terbakar di bagian vagina, nyeri haid, iritasi, dan gatal. Walaupun jarang terjadi, ada pula potensi munculnya reaksi alergi dari obat ini, seperti ruam, bengkak atau gatal di lidah, wajah, maupun tenggorokan, sesak napas, dan pusing berat. Saat reaksi alergi tersebut terjadi, segera periksakan diri ke dokter agar bisa ditangani lebih lanjut.
Kisaran Harga Miconazole
Miconazole harganya beragam tergantung pada jenisnya. Untuk yang berbentuk krim miconazole 2% ukuran 10 gram dibanderol dengan kisaran harga Rp3.000-Rp7.000, tergantung dari toko atau penjualnya. Dengan harga yang terjangkau, obat ini bisa dibeli secara bebas di apotek atau toko online, maupun disertai resep dokter.
Baca juga: Cara Mengobati Kutu Air dengan Bahan Alami
Atasi Masalah Infeksi Jamur pada Kulit dengan Obat yang Tepat
Miconazole adalah salah satu jenis obat yang dikenal ampuh mengatasi masalah infeksi jamur di kulit. Kendati demikian, penggunaan dari obat ini harus dilakukan sesuai dengan anjuran dokter dan aturan pakai yang tertera pada kemasan. Dengan begitu, manfaatnya bisa didapatkan secara maksimal dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping maupun reaksi alergi pada penderita.