Senin 16 May 2022 00:25 WIB

Angin Bisa Bawa Mikroplastik Sampai Lokasi Paling Terpencil di Bumi

Mikroplastik bisa berpindah dalam beberapa hari di atmosfer.

Rep: mgrol136/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan penelitian terbaru yang dipimpin oleh University of East Anglia, mikroplastik dibawa oleh angin ke beberapa lokasi paling terpencil di dunia. Sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Review Earth & Environment menunjukkan bagaimana angin dapat mengangkut partikel-partikel ini melintasi jarak yang sangat jauh dan lebih cepat daripada yang bisa dilakukan oleh air.

Partikel plastik yang sangat kecil ini dapat berpindah dari titik asalnya ke titik terjauh bumi dalam beberapa hari di atmosfer. Andrew Mayes dari Fakultas Kimia Universitas East Anglia mengembangkan metode baru untuk mendeteksi mikroplastik dalam air pada tahun 2018. Dia kemudian menemukan mikroplastik dalam air kemasan di seluruh dunia.

Baca Juga

“Mikroplastik adalah partikel plastik kecil yang dapat ditemukan pada kosmetik, pakaian, operasi industri, bahan kemasan, dan penguraian barang plastik yang lebih besar,” katanya.

Diketahui bahwa mikroplastik ditemukan di lingkungan pada tingkat tinggi, terutama perairan dan ekosistem. Yang mengerikan, mikroplastik juga ada di tanah dan di udara yang kita hirup. Ilmuwan mengetahui bahwa bahwa partikel plastik kecil ini bahkan telah mencapai Kutub Utara, Antartika, dan laut kedalaman arus laut dan sungai.

“Kami ingin lebih memahami bagaimana mikroplastik menemukan jalan mereka ke atmosfer, dan bagaimana mereka kemudian diangkut ke perairan planet," jelasnya.

Selama perjalanan Polarstern ke Kutub Utara tahun lalu, Dr. Deonie Allen dan Dr. Steve Allen dari Universitas Strathclyde mengumpulkan sampel mikroplastik di udara, laut, dan es. 

“Mikroplastik masuk ke atmosfer melalui aktivitas manusia,” kata Dr. Mayes. 

Partikel yang dibuat oleh ban dan rem jalan, serta gas buangan dari kegiatan industri, naik ke atmosfer dan dibawa oleh angin.

"Kami menemukan bahwa atmosfer sebagian besar mengangkut partikel mikroplastik kecil, yang menjadikannya rute transportasi yang jauh lebih cepat yang dapat menyebabkan endapan substansial di berbagai ekosistem," kata Dr. Mayes.

Para peneliti mengungkapkan bahwa udara laut, salju, semprotan laut, dan kabut mengangkut hingga 25 juta metrik ton mikro dan nano plastik ribuan kilometer per tahun. Mereka memperkirakan bahwa pada tahun 2040 mungkin akan mencapai 80 juta metrik ton per tahun.

“Berbeda dengan kepercayaan umum bahwa pecahan kecil plastik masuk ke laut melalui sungai, pekerjaan kami membuat argumen tentang pentingnya atmosfer sebagai jalur masuk alternatif,” kata Prof Peter Liss dari Fakultas Ilmu Lingkungan Universitas East Anglia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement