Rabu 18 May 2022 20:43 WIB

70 Persen Pengikut Elon Musk Ternyata Palsu

Elon Musk memiliki pengikut sekitar 93 juta di Twitter.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Indira Rezkisari
Elon Musk
Foto: EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Elon Musk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bos Tesla sekaligus calon pemilik Twitter Elon Musk tampaknya tidak mempunyai banyak pengikut di Twitter. Sebab, penelitian dari SparkToro mengungkapkan lebih dari 70 persen pengikut Elon Musk tampaknya palsu.

Pengikut tersebut mencakup akun bot, tidak aktif, atau yang disiapkan untuk mengirim spam atau propaganda. Ini berarti dari total pengikut Musk 93 juta, sekitar 65 juta orang bukan orang asli.

Baca Juga

Sementara penelitian lain Followerwok mengungkapkan lebih dari 23,42 persen dari 93 juta pengikut Musk kemungkinan adalah akun palsu atau spam. Musk menanggapi kabar ini dengan mengatakan pengikut Presiden Joe Biden juga palsu menggunakan alat yang sama.

Para peneliti mengatakan jumlah pengikut palsu Musk memang jauh di atas rata-rata tetapi tidak mengejutkan. Mereka mengatakan akun yang lebih besar cenderung memiliki lebih banyak pengikut spam. Dalam kasus Musk, hal ini diperburuk oleh liputan media tentang penggunaan Twitter yang sering dan sistem rekomendasi situs.

Menurut peneliti, selain akun Musk dan Biden, akun yang menerima banyak perhatian pers dan minat publik, seperti mantan Presiden Donald Trump juga cenderung menarik lebih banyak pengikut palsu daripada asli.

Dilansir Metro, Rabu (18/5/2022), kemarin Musk mengatakan tidak akan melanjutkan tawaran pembelian Twitter senilai 44 miliar dolar AS sampai perusahaan menunjukkan bukti bot spam memang menyumbang kurang dari lima persen dari total pengguna. Dia juga bertanya kepada publik dengan meluncurkan jajak pendapat apakah setuju dengan klaim Twitter lebih dari 95 persen penggunanya adalah orang asli. “Mereka mengeklaim memiliki metodologi rumit yang hanya dapat mereka pahami,” kata Musk.

CEO Twitter Parag Agrawal mengatakan perkiraan internal akun spam di platform media sosial selama empat kuartal terakhir jauh di bawah lima persen. Namun, Musk menanggapi cicitan Agrawal dengan emoji tumpukan kotoran. Sebelumnya, Musk mengumumkan penundaan kesepakatannya untuk membeli Twitter karena belum mengetahui detail jumlah spam dan akun palsu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement