REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, pihaknya juga menaruh perhatian terhadap hepatitis akut. Rencananya, Komisi IX bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menggelar rapat kerja untuk membahas penyakit tersebut.
"Kami di Komisi IX, minggu depan kami akan membahas ini bersama dengan Kemenkes, Senin (23/5/2022). Komisi IX sudah memutuskan untuk mengundang Kementerian Kesehatan dan pihak terkait untuk soal hepatitis akut ini," ujar Melki dalam sebuah diskusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (19/5/2022).
Ia menilai, hepatitis akut ini serupa dengan kondisi awal penyebaran Covid-19 di Indonesia. Rapat kerja tersebut juga merupakan salah satu upaya antisipatif jika penyakit tersebut menyebar ke daerah lain. "Sekarang kita masuk di hepatitis akut dan mudah-mudahan kita lebih awal antisipatif dengan kejadian ini," ujar Melki.
Posisi Indonesia terhadap hepatitis akut ini juga disebutnya masih meraba-raba terkait penyebab dan langkah penanganannya. Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sendiri belum memberikan penjelasan terkait penyakit tersebut.
"Paling penting adalah pencegahan sebenarnya, karena itu yang paling mungkin. Pencegahan bagaimana memastikan agar dua jalur masuknya penyebab penyakit ini, itu jangan sampai mengakhiri anak-anak kita," ujar politikus Partai Golkar itu.
Dugaan kasus hepatitis akut per 17 Mei 2022 bertambah 14 kasus. Rinciannya satu kasus probable dan 13 kasus pending classification. "Ada satu kasus probable pemeriksaan hepatitis A, B, C, dan E non-reaktif dan patogen lainnya pun negatif," ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (18/5/2022).
Sementara itu, dia melanjutkan, 13 kasus pending classification yaitu satu kasus di Sumatra Utara, satu kasus di Sumatra Barat, tujuh kasus di DKI Jakarta, satu kasus di Jambi, dan tiga kasus di Jawa Timur. Ia menambahkan, kelompok umur kasus terbanyak adalah di bawah lima tahun ada tujuh kasus, enam sampai 10 tahun ada dua kasus, dan 11 hingga 16 tahun ada lima kasus. Dari 14 kasus dugaan hepatitis akut terdapat enam kasus meninggal dunia, empat kasus masih dirawat, dan empat kasus sudah dipulangkan.
"Ini perubahan jumlah kasus dari hari sebelumnya tanggal 15 atau 16 Mei itu ada pengurangan kasus di probable. Ternyata setelah dilakukan pemeriksaan terakhir dia sepsis bakteri, sehingga dia kasusnya discarded," kata Syahril.