Sepanjang kuartal pertama 2022, bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) kian membaik. Beberapa bank seperti seperti Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN, berhasil meraih kinerja positif.
Menurut Kiswoyo Adi Joe, analis pasar modal dari Reswara Gian Investa pada kuartal I-2022, manajemen Bank Mandiri dinilai jauh lebih berhasil dalam mengoptimalkan kinerjanya dibanding bank milik negara lainnya. Karena manajemen Bank Mandiri lebih baik dalam mengoptimalkan asset dan modal/equity untuk mendapatkan penghasilan (return on asset/ROA dan return on equity/ROE).
Pertumbuhan ROA Mandiri pada Q1 2022 lebih baik dibanding bank lainnya yang tergabung dalam Himbara yaitu, mencapai 1,12%. Sedangkan, BRI mencatat pertumbuhan ROA sebesar 0,91% dan ROA BNI tumbuh sebesar 0,83% yoy. Lantas, untuk ROE tier 1 Mandiri, mencatat pertumbuhan tertinggi mencapai 8,94%, dibanding pertumbuhan ROE BRI sebesar 3,64% dan ROE BNI tumbuh 5,58%.
Dari pendapatan bunga Bank Mandiri sebesar Rp 18,9 triliun, tumbuh 6,9% yoy. Pertumbuhan itu jauh lebih besar ketimbang pertumbuhan pendapatan bunga BRI 4,3% yoy. Sedangkan BNI dengan pendapatan bunga sebesar Rp 12,5 triliun mencatat pertumbuhan sebesar 1,7% yoy.
Selain itu, Manajemen Bank Mandiri juga berhasil menurunkan beban bunga secara drastis dari Rp 4,8 triliun menjadi Rp 3,8 triliun atau turun sekitar 21,4%. Sementara, biaya bunga di BRI turun sebesar 16,9% dan biaya bunga di BNI hanya turun sebesar 0,3%. Hal itu membuat pendapatan bunga bersih (NII) Mandiri bisa mencapai Rp 15,2 triliun, tumbuh pesat 17,3%, dibanding NII BRI yang tumbuh 10,1% dan BNI tumbuh sebesar 2,3%.
Sedangkan dalam hal pendapatan operasional sebelum pencadangan (Pre-Provisioning Operating Profit/PPOP), Bank Mandiri berhasil meraih Rp 14,0 triliun, tumbuh 28,3%, jauh lebih baik dari BRI yang hanya mencatat pertumbuhan sebesar 21,7% dan pertumbuhan PPOP BNI sebesar 14,3% yoy.
Dengan pertumbuhan indikator kinerja seperti itu, menurut Kiswoyo, Bank Mandiri terbilang berhasil menyesuaikan bisnisnya dengan kondisi perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19. "Ini menggambarkan produktivitas Bank Mandiri sangat tinggi dan efisiensi yang dicapai sangat besar, " katanya.
Eko Listyanto, Ekonom INDEF menambahkan tingginya pertumbuhan ROA Bank Mandiri mengindikasikan bahwa perseroan memiliki kemampuan dalam mengelola aset-aset produktif menjadi aset yang menghasilkan untuk mendukung pendapatan bisnisnya. "Di sini terlihat, Bank Mandiri lebih banyak mengelola aset-aset agunan nasabah yang sifatnya likuid," ujar Eko.
Diakui Eko, jika melihat dari sisi pertumbuhan ROE yang tinggi, Bank Mandiri mampu mengoptimalkan modalnya untuk mendukung rencana bisnisnya. Misalnya, melakukan ekspansi penyaluran kredit atau menyediakan layanan baru lewat pengembangan kanal digital tentu butuh modal investasi yang besar dan berkelanjutan. “Tapi, dengan pertumbuhan ROE yang tinggi di kuartal I-2022, telah menunjukkan Bank Mandiri mampu memaksimalkan modal untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya," kata Eko.
Secara keseluruhan, kinerja positif bank Himbara pada kuartal pertama tahun ini, menurut Eko sejalan dengan terus membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional di sepanjang tiga bulan tahun ini. Keberhasilan bank-bank BUMN menggenjot pertumbuhan kinerja, juga tak lepas dari strategi bisnis yang dijalankan.
Bank-bank BUMN lebih fokus pertumbuhan kreditnya pada segmen-segmen dengan imbal hasil tinggi. Misalnya, menyalurkan pinjaman ke sektor-sektor industri yang cepat pemulihannya dari dampak pandemi Covid-19 seperti sektor industri makanan dan minuman, perdagangan serta pertanian, yang belakangan ini terus menggeliat.