Senin 23 May 2022 14:31 WIB

Bio Farma Masih Jadi Kontributor Utama Bisnis BUMN Holding Farmasi

Kondisi ini membandingkan dengan 2021 yang masih banyak penanganan Covid-19.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir bersiap mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Kompeks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/11/2021). Sebagai perusahaan induk atau artinya bukan sebagai holding, sampai saat ini PT Bio Farma masih sebagai kontributor utama dibandingkan dengan anak-anak perusahaan.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir bersiap mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Kompeks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/11/2021). Sebagai perusahaan induk atau artinya bukan sebagai holding, sampai saat ini PT Bio Farma masih sebagai kontributor utama dibandingkan dengan anak-anak perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai perusahaan induk atau artinya bukan sebagai holding, sampai saat ini PT Bio Farma masih sebagai kontributor utama dibandingkan dengan anak-anak perusahaan.

Sampai Maret tahun ini pencapaian pendapatan Bio Farma sebesar 119 persen dibandingkan pertumbuhan pada periode sama tahun lalu sebesar 35 persen. Pencapaian pendapatan hingga Maret tahun 2022 ini merupakan kontribusi tetap dari penugasan vaksin pandemi Covid-19 yakni Coronavac sebesar Rp 1,66 triliun.

Baca Juga

Bio Farma juga sudah mulai masuk ke penjualan ekspor di mana hingga Maret 2022 tercatat penjualan ekspor mencapai Rp 840 miliar. "Seperti kita ketahui Bio Farma merupakan kontributor utama vaksin polio bagi pasokan global. Di mana lebih dari dua pertiga pasokan vaksin polio global diproduksi di Bio Farma dan kita distribusikan melalui WHO dan UNICEF," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (23/5/2022).

Kemudian untuk Kimia Farma sampai dengan kuartal I tahun ini, pencapaian pendapatannya sebesar 78 persen dari RKAP. Namun, dibandingkan periode sama pada tahun lalu turun sebesar 2 persen.

"Ini memang karena kita membandingkan dengan kondisi pada 2021 yang masih banyak penanganan Covid-19," kata Honesti.

Pada tahun ini, lanjut dia, Holding BUMN Farmasi sudah mulai bergeser dari penanganan pandemi dan masuk segmen-segmen reguler. Segmen-segmen reguler ini yang nanti akan menjadi pendorong pertumbuhan Kimia Farma selam 2022.

Penjualan Kimia Farma sampai dengan Maret 2022 sebesar Rp 2,26 triliun atau 77,84 persen dari RKAP kuartal I 2022 yang didominasi produk kategori ethical, generik dan sebagainya.

Sedangkan untuk Indofarma sampai Maret 2022, pencapaian pendapatan sebesar 73 persen dengan pertumbuhan 10 persen dibandingkan periode sama pada tahun lalu. Penjualan Indofarma sampai akhir Maret 2022 sebesar Rp33 miliar yang didominasi oleh penjualan kategori alat kesehatan, ethical, dan sebagainya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement