REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Padjadjaran (Unpad) akan membangun Rumah Sakit Jantung, Otak, dan Kanker di kampus Dipati Ukur. Oleh karena itu, Rektor Unpad Prof Rina Indiastuti mengajak, semua mitra untuk berkolaborasi dan berkontribusi dalam pembangunan rumah sakit tersebut.
Hal tersebut disampaikan Rina saat melakukan pertemuan dengan calon investor Rumah Sakit Jantung, Otak, dan Kanker di Ruang Serba Guna Gedung 2 Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, akhir pekan lalu. Pertemuan tersebut juga dihadiri sejumlah pimpinan Unpad dan tim pengembangan Rumah Sakit Jantung, Otak, dan Kanker Unpad.
“Kami yakin Bapak/Ibu calon mitra kami ahli di dalam manajemen rumah sakit. Kami Unpad punya kompetensi di dalam pengembangan ilmu dan terapan kedokteran, tapi dalam manajemen kami perlu belajar,” ujar Rina.
Rina mengatakan, pembangunan rumah sakit ini merupakan upaya pengembangan Unpad dalam memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya di sektor kesehatan.
Agar bisa mewujudkan hal tersebut, kata dia, Unpad memerlukan kolaborasi dari berbagai mitra yang memiliki rekam jejak baik dalam pengelolaan layanan kesehatan. Dengan berkolaborasi bersama mitra, Rina optimitis, pembangunan rumah sakit ini memiliki peran strategis.
Menurutnya, selain sebagai penyedia layanan kesehatan khusus jantung, otak, dan kanker, kolaborasi ini juga dapat meningkatkan kualitas akademik dan riset yang dilakukan Unpad. Hal ini akan mengundang banyak pihak internasional yang punya kompetensi di penanganan kesehatan untuk ikut berkolaborasi.
"Karena itu, ekspektasi dari pembangunan rumah sakit tersebut adalah menjadikan rumah sakit khusus jantung, otak, dan kanker yang bereputasi internasional," katanya.
Menurut Rina, pendidikan kesehatan Unpad saat ini didukung lima fakultas rumpun kesehatan. Lima fakultas tersebut memiliki reputasi akademik dan keahlian yang sudah terekognisi internasional di bidangnya masing-masing.
Sementara menurut Ketua Tim Pengembangan Rumah Sakit Jantung, Otak, dan Kanker Unpad Prof Dr Achmad Hussein S Kartamihardja, rumah sakit tersebut akan dibangun di lahan yang berlokasi di area Klinik Kesehatan Unpad.
“Kita punya lahan strategis seluas 9.034 meter persegi yang akan digunakan untuk lahan rumah sakit,” ujarnya.
Lokasi lahan tersebut, kata dia, terbilang strategis, karena berada di pusat kota Bandung dan dekat dengan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Dengan demikian, rumah sakit ini dapat diakses dengan mudah khususnya bagi masyarakat Kota Bandung.
Hussein menjelaskan, rencana pembangunan rumah sakit dengan spesialisasi jantung, otak, dan kanker bukan tanpa alasan. Di bidang kesehatan, saat ini terjadi perubahan pola penyakit dari semula penyakit infeksi menjadi penyakit katastropik, di antaranya kardiovaskular dan kanker.
Selama ini, kata dia, pengobatan penyakit katastropik sebagian besar dirujuk ke rumah sakit di Jakarta yang sudah memiliki spesialisasi di bidang tersebut. Karena itu, hadirnya rumah sakit khusus jantung, otak, dan kanker di Bandung akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
“Pelayanan yang dilakukan tetap berdasar pada akademik dan didukung dengan berbagai penelitian terkini,” kata Prof Hussein.
Adapun pola kerja sama yang ditawarkan, kata dia, adalah pemanfaatan lahan bersama. Hussein menjelaskan, status lahan tersebut merupakan Barang Milik Negara yang dikelola penuh oleh Unpad. Pola kerja sama pemanfaatan lahan tersebut menyesuaikan dengan statuta Unpad sebagai PTN Badan Hukum serta regulasi yang ada.