REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), IPB University mengembangkan program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam). Dua dosen yang telah melaksanakan kegiatan ini adalah Prof Yuli Retnani dan Prof Iman Rahayu, Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University. Selain itu, Sazli Tutur Risyahadi STP MT MSi, dosen di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) IPB University juga ikut mendampingi.
Inovator wafer pakan domba ini kembali ke kampung halamannya untuk mengajari santri di di Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Surowiti dan SMK Muhammadiyah 5 Gresik untuk memproduksi wafer tersebut. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas kambing di Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Surowiti sekaligus sebagai penerapan teknologi yang merupakan inovasi Fakultas Peternakan IPB University.
Selain pelatihan pembuatan wafer pakan ternak, Prof Yuli juga akan melakukan pendampingan Training of Trainer (ToT) selama Mei dan Juni 2022 kepada para santri. Prof Yuli menyebut ada 55 siswa yang mengikuti pelatihan pembuatan wafer pakan dan pada saat pendampingan, terpilih lima orang santri sebagai ToT yang akan dibina. Pendampingan dilakukan sejak adaptasi pakan wafer, penimbangan berat badan ternak, pengukuran konsumsi pakan dan uji kualitas sampel pakan.
Menurutnya, penerapan wafer pakan ini bertujuan untuk meningkatkan performa kambing peliharaan sekaligus mengurangi biaya pakan saat ini. Pengolahan pakan menjadi bentuk wafer akan menjadi aktivitas bersama pada dua Teaching Factory (TeFa) yang dimiliki oleh SMK yaitu TeFa budidaya kambing dan TeFa produksi pakan.
“Kegiatan Dos Pulkam ini bertujuan sebagai arena pembelajaran santri-santri pondok pesantren agar ternak peliharaan lebih produktif dan lebih menguntungkan dengan penerapan teknologi wafer pakan,” jelas Prof Yuli dalam pelatihan wafer pakan di ruang kelas SMK Muhammadiyah 5 Gresik, 17/5.
Lebih lanjut, Prof Yuli menjelaskan bahwa bahan baku wafer dapat menggunakan berbagai bahan pakan lokal yang tersedia di sekitar pondok, seperti daun turi atau limbah sayuran pasar yang banyak ditemukan dan belum termanfaatkan. “Dengan demikian, siswa dapat memproduksi wafer dengan lebih murah dan terjamin ketersediaannya,” imbuhnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Pada kesempatan yang sama, Prof Iman Rahayu memberikan wawasan terkait manfaat peternakan secara umum yang menghasilkan produk-produk ternak seperti daging, susu dan telur. Ia juga memaparkan tentang manajemen kandang yang baik.
Sementara itu, dalam sambutannya, Muhammad Thoha SAg MPdI MH selaku pimpinan pondok pesantren yang sekaligus kepala sekolah SMK Muhammadiyah 5 Gresik, menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung penerapan inovasi wafer pakan IPB University ini. “Hal ini karena santri disekolahkan di SMK yang memiliki jurusan unggulan ternak ruminansia. Hal ini juga mendukung misi pondok pesantren dalam menciptakan lulusan sebagai mubalig-mubalig yang mempunyai usaha peternakan sukses,” ujarnya.
Mahendra , seorang santri yang mengambil jurusan Ternak Ruminansia di SMK Muhammadiyah 5, ikut menyampaikan bahwa kegiatan ini menambah wawasannya. Sebelumnya ia hanya mengetahui teknologi pakan silase namun sekarang sudah mengetahui teknologi wafer pakan. Tidak hanya pengetahuan, Mahendra juga merasa bahagia karena diberikan pendampingan langsung selama satu bulan tentang bagaimana cara pemberiannya pada ternak peliharaan. “Saya sangat bersyukur ketika kami mendapatkan pengetahuan dari Prof Yuli dan Prof Iman dengan Program Dos Pulkam IPB University tentang pengolahan wafer pakan langsung dari inventornya,” ujarnya.
Sementara, Sazli Tutur ikut menjelaskan bahwa usaha peternakan membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Baik dengan supplier bahan pakan hingga penjualan produk-produk ternak. Aktivitas kolaborasi disimulasikan dengan permainan trading game diantara siswa. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan negosiasi dan kerja sama antartim.