Rabu 25 May 2022 09:35 WIB

FMIPA UGM Kembangkan Peningkat Cadangan Produksi Minyak dan Gas Bumi

Rencananya, akan dikembangkan dengan kerja sama berkelanjutan pada blue energy

Rep: wahyu suryana/ Red: Hiru Muhammad
Kampus UGM Yogyakarta.
Foto: Yusuf Assidiq
Kampus UGM Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan serah terima kontrak kerja sama dengan PT Pertamina Hulu Energi. Meliputi pembuatan prototipe modul seismometer bawah air untuk perekaman data pasif seismik lingkungan air dangkal.

Kemudian, studi clean technology sp-ert pemantauan injeksi air, alat komputasi awan geofisika seismik serta studi electric assisted oil recovery meningkatkan produksi minyak dan gas. Kerja sama riset sudah berlangsung sejak awal tahun.

Baca Juga

Dekan FMIPA, Prof Kuwat Triyana mengatakan, kontrak kerja sama riset yang sudah berlangsung sampai kini masih berjalan. Umumnya riset dan studi yang dikerjakan meliputi pembuatan alat dan software untuk meningkatkan produksi minyak dan gas.

"Menjadi daerah eksplorasi sumur minyak yang dikelola oleh pihak Pertamina. Dari keempat studi itu, durasi pengerjaannya ada yang tiga bulan dan ada yang satu tahun. Kita membuat software dan bikin alat yang dibuat di Laboratorium FMIPA," kata Kuwat, Rabu (25/5/2022).

Dalam kontrak kerja riset ini mereka melibatkan empat orang peneliti utama dan 20 orang para mahasiswa beserta alumni. Menurut Kuwat, kerja sama tersebut akan dilakukan secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan Pertamina Hulu Energi.

Rencananya, akan dikembangkan dengan kerja sama berkelanjutan pada blue energy, korosi dan bidang kimia dan komputasi. Kuwat menyebutkan, kerja sama dengan industri sebagai bentuk untuk mendekatkan hasil riset dan inovasi FMIPA.

Sehingga, dapat digunakan oleh industri dalam mendukung pembangunan di Tanah Air. FMIPA mengembangkan skema riset fundamental dan riset terapan. Untuk riset terapan, jika dunia industri menghadapi masalah perguruan tinggi siap membantu.

Dalam pengembangan riset terapan ini, FMIPA tengah coba mengembangkan teknologi pengembangan baterai dari bahan baku non lithium. UGM ditantang untuk membuat sumber baterai non lithium dengan sumber logam yang ada di Pulau Bangka."Tantangannya, mengeksplorasi bahan tersebut menjadi baterai. Dia berdiri sendirian, tidak bisa diambil seperti batu bara, perlu ekstraksi. Kita tahu, Erick Thohir (Menteri BUMN) menyiapkan dua triliun untuk pengembangan baterai," ujar Kuwat.

Perwakilan Upstream Innovation PT Pertamina Hulu Energi, Arif Rahman menambahkan Upstream Innovation untuk mendukung peningkatan eksplorasi cadangan minyak dan gas bumi. Mengembangkan gagasan, ide dan inovasi dari kampus mendukung produksi.

"Diharapkan melalui kerja sama riset ini bisa mendukung operasional Pertamina Hulu Energi untuk meningkatkan cadangan minyak dan gas bumi. Semoga kerja sama ini bisa dilanjutkan dan bisa mempererat hubungan baik yang sudah dilakukan," kata Arif. 

Baca juga : India akan Pangkas Pajak Impor untuk Dua Jenis Minyak Nabati Ini

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement