REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), Arys Hilman Nugraha, menjelaskan, indeks literasi itu bukan hanya tentang kegemaran membaca. Paling tidak, kata dia, indeks literasi mencakup empat hal, yang salah satunya memang terkait dengan kegemaran membaca.
"Yang ketiga adalah kebiasaan atau pembiasaan pembudayaan kegemaran membaca. Jadi itu (kegemaran membaca) hanya salah satu dari sekian aspek. Walaupun gemar membaca, belum tentu indeks literasi kita bagus, ya," jelas Arys dalam webinar, Rabu (25/5/2022).
Selain yang terkait dengan kegemaran membaca, cakupan indeks literasi lainnya adalah kecakapan membaca. Lalu, masalah akses terhadap bahan bacaan, yang mencakup masalah apakah buku itu sampai langsung ke rumah-rumah masyarakat, baik-tidaknya konsumsi surat kabar, dan hal lainnya.
Cakupan terakhir terkait dengan alternatif. Arys menerangkan, literasi tidak mesti selalu diterjemahkan dengan membaca buku.
Hal yang lebih penting dari itu adalah ketika informasi yang masuk, baik dalam bentuk teks, ucapan, dongeng, atau video, bisa diserap dengan baik. Kemudian, informasi dipilah-pilih yang menghasilkan nalar kritis dari penerima informasi itu dan kemudian ada manfaat terhadap dirinya.
Pada kesempatan yang sama, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI menyatakan telah melakukan pemetaan kondisi kegemaran membaca di indonesia. Lewat kajian kegemaran membaca masyarakat indonesia di tahun 2021, yang mencakup 34 provinsi di Indonesia, nilai tingkat gemar membaca masyarakat Indonesia pada 2021 mencapai angka 59,52 dari skala 0-100.
"Termasuk dalam peringkat sedang. Dan ini terus meningkat sejak tahun 2016 di angka 26, kemudian 2017 di angka 37, yang artinya masih rendah, dan baru di tahun 2018 mencapai angka 50 dengan predikat sedang," kata Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas RI, Deni Kurniadi.
Menurut Deni, pemerintah terus berupaya untuk membangun kegemaran membaca dan budaya literasi. "Budaya literasi menjadi hal yang sangat fundamental. Melalui literasi kita akan mewujudkan masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif, dan berkarakter,” kata dia.