REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap 76 tahun, komet 1P/Halley atau sering disebut sebagai Komet Halley, menyapu tata surya bagian dalam. Panas matahari menyebabkan komet kehilangan cengkeraman yang sedingin es di atas bongkahan es, debu, dan gas seukuran gunung.
Akibatnya, komet yang rapuh melepaskan jejak puing baru ke aliran orbitnya di setiap lintasan. Selama terbang lintas terakhirnya pada tahun 1986, komet ini kehilangan sekitar 1/1.000 massanya.
Kebetulan kita melintasi orbit Komet Halley dua kali setahun. Itu sebabnya, terlepas dari kenyataan bahwa komet itu sendiri tidak terlihat, Komet Halley adalah sumber dari dua hujan meteor tahunan yang terkenal, satu di bulan Mei dan yang lainnya di bulan Oktober.
Hujan meteor tahunan Eta Aquariid, yang terjadi pada awal Mei menunjukkan potongan-potongan komet ini. Kemudian, sekitar enam bulan setelahnya pada bulan Oktober, jalur orbit Bumi kembali melintasi Komet Halley.
Kali ini, pecahan komet terbakar di atmosfer bumi sebagai hujan meteor Orionid tahunan. Partikel komet mengotori orbit Komet Halley karena ia telah mengitari matahari berkali-kali selama ribuan tahun. Akibatnya, komet tidak harus dekat dengan Bumi atau matahari untuk menghasilkan hujan meteor.
Sebaliknya, setiap kali orbit Bumi kita melintasi Komet Halley, fragmen komet yang memiliki ukuran sekecil butiran pasir atau butiran kerikil, sering kali bertabrakan dengan atmosfer bagian atas Bumi, menguap sebagai garis-garis yang menyala-nyala melintasi langit kita, ini dikenal sebagai meteor.