REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi menular seksual (IMS) merupakan salah satu penyebab tersering dari terjadinya penyakit radang panggul (PRP). Bila PRP sudah terjadi, kesuburan wanita bisa menjadi taruhannya.
Pada wanita, dua jenis IMS yang paling umum ditemukan adalah klamidia dan gonore. Akan tetapi, kedua jenis IMS tersebut jarang memunculkan gejala yang jelas sehingga wanita yang terkena penyakit ini bisa tak menyadarinya.
"Bila tak diobati, sekitar 10-15 persen perempuan dengan klamidia akan mengalami PRP, yang bisa menyebabkan infertilitas atau kemandulan dan kerusakan permanen pada organ reproduktif," ujar dr Earim Chaudry, seperti dilansir Mirror, Rabu (25/5/2022).
Dr Chaudry mengungkapkan, PRP merupakan infeksi yang memengaruhi rahim, saluran tuba falopi, dan ovarium wanita. Bila dibiarkan tanpa diobati, PRP dapat menyebabkan beragam masalah pada sistem reproduktif.
Sebagian di antaranya adalah menyebabkan timbulnya jaringan parut dan kecacatan pada organ yang terdampak. Bila kerusakan ini sudah terjadi, wanita akan sulit dan bahkan tidak bisa mencapai kehamilan atau mengandung janin sampai melahirkan.
"Kecuali diobati dengan segera, selalu ada kemungkinan infertilitas," kata dokter ternama asal Inggris, dr Miriam Stoppard.
Meski memiliki dampak yang sangat merugikan, PRP yang ditemukan sejak dini bisa diobati dengan mudah menggunakan antibiotik. Oleh karena itu, penting bagi setiap perempuan untuk bisa mewaspadai dan mengenali gejala PRP.
Secara umum, PRP bisa memicu gejala seperti rasa nyeri di bagian bawah perut, terutama pada sisi kiri. Gejala lain dari PRP adalah menstruasi yang berat atau terasa sakit, serta rasa nyeri atau tidak nyaman saat berkemih maupun saat melakukan hubungan seksual.
Selain itu, PRP dapat menyebabkan gejala seperti keluarnya cairan dari vagian yag tak biasa atau berbau tak sedap. Cairan ini terkadang berwarna kuning atau hijau. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual atau perdarahan yang terjadi di antara dua siklus menstruasi juga merupakan gejala dari PRP.
Pada sebagian kecil kasus, PRP bisa menyebabkan gejala yang lebih berat. Beberapa gejala tersebut adalah sakit yang terasa sangat parah di area perut, demam tinggi, dan merasa mual atau muntah.
"Penyakit radang panggul selalu dipertimbangkan ketika seorang wanita mengeluhkan nyeri yang tiba-tiba pada bagian kanan bawah perut," ujar Stoppard.
Menurut dr Stoppard, wanita yang memiliki keluhan nyeri terutama di area perut sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Menunda pengobatan PRP atau mengalami episode PRP berulang bisa meningkatkan risiko komplikasi serius dan jangka panjang.
Salah satu cara untuk menurunkan risiko terkena prp adalah tidak berganti pasangan untuk melakukan hubungan seksual. Penggunaan kondom saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan baru juga sebaiknya dilakukan, setidaknya sampai pasangan melakukan pemeriksaan kesehatan seksual dan dinyatakan sehat.
"Klamidia sangat umum dialami pria muda, dan sebagian besar tidak mengalami gejala," ungkap National Health Service (NHS).