Jumat 27 May 2022 04:33 WIB

Lansia Bahagia Cenderung Miliki Fisik Sehat

Lansia sehat dimulai dengan apa yang dimakan saat muda.

Rep: Rr Laeny Sulistyowati/ Red: Muhammad Hafil
Lansia pakai gagdet (ilustrasi)
Foto: www.maxpixel.com
Lansia pakai gagdet (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kelompok lanjut usia (lansia) yang berbahagiaan juga memiliki fisik yang sehat. Karena kebahagiaan dan kesehatan ternyata saling terkait satu sama lain.

"Kebahagiaan dan kesehatan seperti dua sisi mata uang. Jadi, saling berkaitan satu sama lain, dimana ketika satu orang lansia berbahagia maka cenderung memiliki fisik yang sehat," ujar Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang rumah sakit umum pusat (RSUP) Persahabatan, Nina Kemala Sari saat mengisi konferensi virtual memperingati hari lanjut usia 2022 bertema Lansia Mandiri Hidup Berkualitas, Selasa (24/5/2022).

Baca Juga

Sebaliknya, ketika lansia sehat, terutama mental maka dia juga bahagia. Nina menjelaskan, orang yang bahagia mengeluarkan hormon endorfin yaitu obat bahagia alamiah rasa bersyukur, berpikir positif, semakin berprasangka baik, dan semakin produktif, serta suka cita untuk menyelesaikan masalah, dan bekerja sama lebih baik dengan orang lain.  Dengan memperoleh hidup yang berkualitas yang sehat dan bahagia, ia menambahkan, kemudian lansia bisa jadi mandiri.

Nina menjelaskan, lansia yang mandiri adalah mereka yang secara fisik mengerjakan segala sesuatunya sendiri tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan dasar sehari-hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian, berpindah posisi, tidur, kembali ke tempat tidur, dapat berjalan lebih dari 45 meter dapat dipenuhi. Kemudian, dia melanjutkan, kelompok manula ini bisa melakukan kegiatan lebih kompleks seperti mengatur keuangannya, menelpon, menggunakan transportasi umum, menyetir, berbelanja, menyiapkan makanan, bahkan memasak. Apabila lansia bisa mengerjakan kebutuhan dasar dan aktivitas lebih kompleks seperti bisa berinteraksi dengan orang-orang lainnya maka bisa disebut lansia mandiri.

"Lansia mandiri ini saling bersinergi dengan orang lain dalam menghasilkan karya atau kemanfaatan bagi alam semesta," katanya.

Untuk menjadi lansia mandiri, produktif, dan berkualitas, dia melanjutkan, maka kelompok ini harus mempersiapkannya sejak dini. Jadi, jangan menunggu dulu menjadi lansia. Jauh lebih baik kalau sudah menyiapkannya sejak usia muda, lebih dini mempersiapkan diri maka ini lebih baik. 

"Caranya dengan menerapkan penentu kualitas hidup seseorang, ada tiga hal yang dilakukan," katanya.

Pertama, dia melanjutkan, yaitu pertama pola pikir, bagaimana cara berpikir, pola pikir bahwa itulah yang terbaik dan tersehat. Kedua yaitu pola makan dan minum, jadi apa yang dimasukkan ke dalam badan adalah yang sehat dan berdasarkan kebutuhan tubuh. Selain itu, ia meminta melakukan restriksi kalori, jadi tidak berlebihan karena tujuannya untuk menua dengan sehat.

"Karena lansia saat ini adalah hasil bagaimana kita makan selama ini," ujarnya.

Ketiga, apa yang dilakukan. Dia melanjutkan, ketika menjadi lansia adalah apa yang dilakukan dengan tubuhnya. Jadi, bagaimana  beraktivitas sesuai yang diperlukan tubuh seperti olahraga. Kemudian, lemak jadi terbuang dan melahirkan hormon endorfin. 

"Tiga hal penting itu yang harus kita siapkan dan biasakan sejak dini," ujarnya. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement