Ahad 29 May 2022 20:38 WIB

3 Kebiasan Terburuk bagi Kesehatan Otak dan 6 Cara Mengatasinya

Kebiasaan buruk bisa memiliki efek negatif bagi kesehatan otak.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Kebiasaan buruk bisa memiliki efek negatif bagi kesehatan otak.
Foto: www.freepik.com.
Kebiasaan buruk bisa memiliki efek negatif bagi kesehatan otak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesehatan otak cenderung berkaitan dengan efek jangka panjang daripada efek langsung. Sarag Sonja K. Billes PhD, penasihat sains untuk Solaray, mengatakan bahwa menjaga pola makan yang sehat dan rutinitas olahraga, dapat meningkatkan fungsi otak seiring bertambahnya usia.

Perubahan gaya hidup berkelanjutan dapat bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan. Kebiasaan buruk, di sisi lain, juga memiliki efek negatif yang bertahan lama pada kesehatan otak. 

Baca Juga

"Tentu saja ada cara untuk meningkatkan fungsi kognitif melalui perubahan gaya hidup kecil dan besar," kata Dave Rabin MD PhD, Ahli Saraf dan psikiater bersertifikat di Apollo Neuroscience. 

Berikut adalah kebiasaan terburuk untuk otak menurut beberapa spesialis otak, dan cara terbaik untuk memeranginya, dikutip dari Cleanpleats, Ahad (29/5/2022).

1. Stres kronis

Kebiasaan terburuk cenderung saling terkait, tetapi stres menjadi musuh nomor satu dalam hal kesehatan otak jangka panjang. Beberapa stres adalah hal baik, namun, stres kronis yang tidak terselesaikan memiliki dampak negatif mendalam pada fungsi otak dari waktu ke waktu.

 

2. Kurang tidur

Salah satu efek samping stres adalah kesulitan tidur. Dr Billes mencatat kurang tidur bisa mirip dengan keracunan alkohol dalam hal penurunan fungsi kognitif. 

 

3. Banyak konsumsi minuman beralkohol

Seperti kurang tidur, stres dan minum juga sangat berkorelasi. “Penggunaan alkohol yang berlebihan benar-benar membuat otak menua,” kata Michael J McGrath MD, psikiater bersertifikat dan direktur medis The Ohana Addiction Rehab. 

 

Untungnya ada beberapa cara untuk memerangi penurunan fungsi otak. Dengan melakukan ini, setidaknya dapat meminimalisir penuaan ataupun gangguan otak.

1. Bermain secara teratur

Kebiasaan menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga tidak hanya baik untuk kesehatan emosional, tetapi juga untuk fungsi kognitif. “Pandemi meningkatkan kesadaran akan pentingnya sosialisasi tentang kesehatan otak,” kata Billes. Isolasi sosial dikaitkan dengan stres yang lebih tinggi, penurunan kognitif, dan peningkatan risiko demensia atau gangguan psikologis. 

 

2. Bersyukur

Rasa syukur benar-benar mengubah jalur saraf otak, memerangi stres kronis, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Umumnya ini dapat meningkatkan kesejahteraan seseorang. Latihan rasa syukur yang teratur bisa sesederhana memulai hari dengan menyatakan, atau menuliskan, tiga hal yang disyukuri. 

 

3. Makan sehat

Makan buah dan sayuran dan menghindari makanan olahan, sangat bagus untuk otak. Selain itu, otak mendapat manfaat dari nutrisi penting lainnya seperti omega-3 dan antioksidan. Billes merekomendasikan untuk mencari suplemen makanan yang dapat mengisi kekosongan jika tidak mendapatkan nutrisi ini secara cukup.

 

4. Hidrasi

Otak terbuat dari sekitar 80 persen air, diikuti oleh lemak (11 persen), dan protein (8 persen). Otak bisa menyusut volumenya dan tidak berfungsi dengan baik jika tidak mendapatkan cukup air.

 

5. Olahraga teratur

Olahraga memiliki efek menguntungkan lainnya pada otak, termasuk meningkatkan kadar faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF). Penting untuk memperbaiki sel-sel otak dan membentuk hubungan baru antar sel-sel otak, meningkatkan aliran darah (yang mendukung fungsi optimal) mengurangi dampak kerusakan otak. stres, dan mencegah penurunan kognitif seiring bertambahnya usia.

 

6. Teknik pernapasan

Mengurangi stres sering menyebabkan tidur yang lebih baik. Pernapasan adalah cara yang sangat mudah untuk meningkatkan kesehatan otak. Manfaatkan aplikasi yang menawarkan praktik terpandu, atau lakukan teknik pernapasan 4-7-8. Tarik napas selama empat detik melalui hidung, tahan selama tujuh detik, buang napas selama delapan detik melalui mulut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement