Senin 30 May 2022 20:21 WIB

Misi Kurangi Limbah dan Kesadaran Kelola Sampah di Java Jazz

Semua yang terlibat di Java Jazz diharapkan jadi trend setter minim sampah.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Grup vokal asal Amerika Serikat The Temptation beraksi dalam gelaran BNI Java Jazz Festival 2022 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Ahad (29/5/2022). Less Waste More Jazz menjadi tagline gelaran kali ini.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Grup vokal asal Amerika Serikat The Temptation beraksi dalam gelaran BNI Java Jazz Festival 2022 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Ahad (29/5/2022). Less Waste More Jazz menjadi tagline gelaran kali ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhelatan musik akbar Java Jazz Festival (JJF) telah berlangsung pada 27-29 Mei 2022. Tak sekadar menghadirkan keseruan menikmati musik jazz, penyelenggara turut mengusung misi mengurangi limbah dan ajakan kesadaran mengelola sampah.

Tujuan itu dikampanyekan melalui tagline "Less Waste More Jazz". Direktur Penanganan Sampah Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar menyoroti pentingnya kampanye tersebut.

Baca Juga

Novrizal menginformasikan bahwa Indonesia menghasilkan lebih dari 60 juta ton sampah per tahun. Acara-acara besar kerap kali mengundang pengunjung dan memiliki potensi menghasilkan sampah. Bila sampah tidak terkelola dengan baik, akan berdampak serius pada lingkungan.

Oleh karena itu, langkah menyuarakan upaya minim sampah dalam masyarakat penting dilakukan secara konsisten. Misalnya, mendorong belanja tanpa kemasan dan diganti dengan tempat belanja, menghabiskan makanan, serta mengurangi penggunaan barang-barang sekali pakai.

KLHK memastikan keseruan dalam pengelolaan sampah di Java Jazz Festival dengan menyediakan wadah sampah tematik agar perhatian pengunjung untuk melakukan pemilahan sampah pada tempatnya. Ada wadah untuk sampah organik, sampah recycle, sampah residu dan sampah spesifik, serta sampah puntung rokok.

Novrizal berharap, semua itu memberikan pemahaman menjaga alam kepada pengunjung Java Jazz walau acara sudah berakhir. "Saya mengimbau baik pengisi acara, artis, maupun publik figur yang datang ke Java Jazz ikut berperan sebagai trend setter pada masyarakat, utamanya mereka bisa menunjukkan upaya-upaya minim sampah," ujar Novrizal melalui pernyataan resminya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement