REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Popularitas NFT di kalangan pelaku seni saat ini tidak terbatas pada visual arts. Terobosan teknologi yang dihadirkan melalui NFT kini mulai dimanfaatkan oleh para pelaku industri musik untuk berkarya dan relevan dengan pasar yang ada saat ini.
Industri musik tentunya sempat mengalami pasang surut seiring dengan berkembangnya teknologi digital. Digitalisasi dalam industri musik menjadi tantangan besar yang dihadapi para pelaku industri. Banyak masyarakat yang mendengarkan karya dari musisi yang disukai tetapi hasil dari karya bajakan. Namun, keadaan mulai berubah seiring dengan kehadiran layanan streaming musik di tengah masyarakat.
Berdasarkan data International Federation of the Phonographic Industry (IFPI) dan WEF, layanan streaming musik mampu meraup 8,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang setara Rp 125,5 triliun dan berkontribusi 47 persen terhadap total pendapatan industri secara global. Kontribusi tersebut meningkat pesat dari 2013 yang hanya 9 persen dengan nilai 1,4 miliar dolar AS atau setara Rp 19,7 triliun.
Industri musik di Indonesia sendiri juga berkembang semenjak maraknya bermunculan platform streaming dalam beberapa tahun terakhir, tak dimungkiri jika hal tersebut membuat akses resmi untuk menikmati berbagai karya musisi baik dari dalam maupun luar negeri menjadi lebih mudah. Pada kuartal II-2020 menurut data dari Spotify, terdapat 299 juta pengguna aktif atau naik 4,5 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Penerapan NFT di industri musik dilihat sebagai salah satu cara untuk membantu mengatasi permasalahan di industri musik seperti royalti. “Penerapan smart contract dalam NFT memungkinkan kita untuk memastikan alur royalti yang berkelanjutan bagi kreator dalam industri apapun yang telah menjadikan karya mereka dalam bentuk NFT. Hal ini yang menjadi salah satu nilai lebih dari NFT bagi para pelaku industri kreatif yang selama ini memiliki tantangan terkait keberlangsungan royalti dari karya yang dimiliki,” ujar Head of TokoMall Thelvia Vennieta, Selasa (31/5/2022).
Musik telah menjadi salah satu industri yang dilihat TokoMall memiliki potensi dan komunitas yang besar di Indonesia. Para pelaku industri musik pun kini sudah mulai melirik NFT sebagai salah satu teknologi yang perlu diadaptasi dalam menghadirkan kebaruan dari karya yang dimiliki. Bertujuan untuk membantu pemberdayaan potensi musisi Indonesia, TokoMall menjalin kerjasama dengan Netra untuk menghadirkan NFT royalty-sharing dari musisi papan atas yang bisa diakses di fitur Collectibles.
“Kami percaya teknologi web3 dan blockchain merupakan masa depan musik, masa depan yang lebih adil, masa depan yang lebih transparan. Teknologi ini memungkinkan suatu hal yang tadinya tidak mungkin, bagi publik untuk memiliki bagian dari legacy maestro musik Indonesia. Dengan bekerjasama dengan TokoMall, kami berharap dapat mempermudah akses dan memperluas gerakan revolusi decentralized music ini,” ujar Setiawan Winarto selaku CEO Netra.
Netra merupakan platform web3 bagi artis untuk berbagi kepemilikan musik dan pembagian royalti menggunakan Non-Fungible Token (NFT) yang pertama di Asia. Dengan adanya Netra, fans bisa ikut memiliki lagu karya artis favorit. Selain itu, Netra juga menawarkan sistem royalty sharing atau “listen-to-earn”, dimana pemegang NFT akan dibayar setiap kali ada yang mendengarkan lagu tersebut.
Setiap NFT Netra, melambangkan bagian kepemilikan dari sebuah lagu karya musisi papan atas Tanah Air, seperti Titi DJ, Andra Ramadhan, Dewa Budjana, Indra Lesmana, dan masih banyak lagi. Setelah 3 bulan, pemilik NFT dapat mengklaim streaming royalti melalui dashboard di website Netra (https://netra.live/). Royalti tersebut akan dikumpulkan dari berbagai macam platform seperti Spotify, Apple Music, YouTube, dan lainnya.
Saat ini Netra sudah resmi diperkenalkan dan sudah hadir di TokoMall pada 27 Mei 2022. Selain itu, akan ada banyak artis papan atas lainnya yang akan bergabung dalam Netra dalam waktu dekat. Nantinya para holder NFT Netra yang akan mendapatkan benefit berupa sharing royalty. Selain itu, akan ada koleksi musisi khusus yang hanya ada di TokoMall seperti Titi DJ.
Langkah ini dilakukan untuk memperluas revolusi Decentralized Music di Indonesia. Setiawan Winarto menjelaskan “visi utama Netra adalah untuk menjadi platform dan sebagai partner para musisi untuk memasuki dunia Web3, Blockchain dan Metaverse”. Jika kamu penasaran dengan Netra Decentralized Music, bisa lihat update-nya di komunitas telegram Netra t.me/netramusic dan situs https://netra.live/.