REPUBLIKA.CO.ID, SENTUL -- Sehari sebelum sidang terbuka program doktor di Universitas Pertahanan (Unhan), Hasto Kristiyanto mengaku deg-degan. Apalagi, Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri yang akan menjadi salah satu penguji dalam sidang itu, sudah memberi “tekanan” pada Hasto.
“Deg-degan itu, biasalah hidup,” kata Hasto sambil tersenyum menjawab wartawan di sela gladi resik sidang terbuka di Kampus Unhan, Sentul, Bogor, Ahad (5/6/2022).
“Deg-degan iya dong. (Apalagi) ditambahkan sama Bu Mega, 'Pokoknya saya akan kasih pertanyaan yang sangat sulit'. Jadi deg-degan,” tambah Hasto.
Megawati memang akan menjadi salah satu dari 13 penguji dalam sidang terbuka promosi doktoral Hasto tersebut.
Sementara Presiden Joko Widodo sendiri sebenarnya diundang untuk hadir di acara sidang tersebut. Namun Jokowi berhalangan karena di hari yang sama, harus mengikuti acara kenegaraan menerima PM dan Menku Australia.
“Kami tahu kesibukan bapak presiden,” kata Hasto.
Namun, Hasto mengaku dirinya sudah memohon izin kepada Jokowi untuk mengundang sejumlah menteri untuk hadir.
“Kami mohon izin kepada bapak presiden pasa saat melakukan silaturahmi dengan Ibu Mega setelah lebaran, itu pada saat lebaran itu saya sampaikan ke bapak presiden bahwa acara tanggal 6 Juni ini dan saya mohon izin beliau untuk mengundang beberapa menteri dari kabinet,” kata Hasto.
Direktur Program Doktoral Unhan Mayjen TNI Dr. Joni Widjayanto mengatakan dirinya menilai studi geopolitik Soekarno yang dilakukan Hasto sangatlah luar biasa.
“Ini temuan dan suatu hal yang harus kita gugah kepada generasi muda itu mempunyai rasa bela negara, itu yang paling penting. Karena kalau tidak memiliki rasa bela negara, padahal kita kan hidup di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita cinta Indonesia dan kita harus mempertahankan sampai titik darah penghabisan,” ujar Joni.
Menurutnya, jika berhasil lulus dalam sidang terbuka besok, Hasto akan menjadi orang ke-19 yang meraih gelar doktor dari Unhan.
"Beliau Insya Allah besok akan menjadi doktor ke-19,” kata Joni.